Lihat ke Halaman Asli

Money Politik dan Budaya Nusantara

Diperbarui: 16 April 2019   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Money Politik selalu akrab disetiap penyelenggaraan pesta rakyat. Para konstestan yang tidak memiliki popularitas lebih memilih jalan pintas untuk mendapatkan hasil yang diharapkan menguntungkan bagi mereka. Jalan pintas ini biasanya populer dengan sebutan money politik atau serangan fajar. Mengapa dikatakan serangan fajar? karena kebanyakan dilakukan oleh para tim sukses pada waktu dini hari menjelang hari pencoblosan. Fajar dipilih diharapkan para target pemilih tidak melupakan uang atau barang pemberian dari para timses dengan menyumbangkan suara mereka kepada pelaku.

Jika ditelaah lebih lanjut, Indonesia sudah melakukan pemilihan umum puluhan kali dan kegiatan serangan fajar masih saja ada sampai saat ini. Bertahannya sistem serangan fajar menunjukan cara-cara kotor ini masih dinilai manjur untuk memenangkan pesta politik di Indonesia. Bahkan beberapa masyarakat dengan terang-terangan melontarkan kalimat seperti "ya kita milih bagi yang mau ngasih uang". Sebagian masyarakat yang berprinsip seperti ini kebanyakan adalah penduduk yang memiliki keterbatasan ekonomi. Bagi penduduk miskin, uang 50.000-100.000 rupiah sangatlah berarti. Hal inilah yang membuat seakan gayung bersambut, para politikus busuk beserta timsesnya memanfaatkan kelemahan penduduk miskin untuk mengoptimalkan suara mereka.

Namun belakangan tidak hanya penduduk miskin saja yang menjadi target serangan fajar, sebagian masyarakat jawa masih memiliki sifat "ora kepenak". Biasanya yang melakukan serangan fajar adalah tetangga dekat atau bahkan masih saudara. Dengan dalih segan/ ora kepenak, sebagian masyarakat jawa terpaksa menerima uang serangan fajar tersebut. Uniknya mereka sangat patuh dengan komando uang serangan fajar tersebut. Alasannya juga cukup mengejutkan yaitu takut dosa, dosa disini adalah dalam arti membohongi timses (perjanjian serangan fajar adalah menerima uang dengan perintah memilih partai atau calon tertentu). Dari kondisi ini terlihat bahwa transaksi money politik di Indonesia sudah pada level membentuk sebuah budaya di sebagian masyarakat, ya semacam budaya tidak enakan yang masih  dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Budaya ini akan segera hilang jika kualitas pendidikan di Indonesia semakin baik. Selain itu diperlukan peran dari pemuka agama untuk meluruskan anggapan dosa jika tidak memilih calon yang sudah memberikan uang serangan fajar adalah hal yang tidak benar. Semoga  pesta demokrasi besok bisa berjalan dengan baik dan minim kecurangan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline