Lihat ke Halaman Asli

Masykur Mahmud

TERVERIFIKASI

A runner, an avid reader and a writer.

Mengisi Kekosongan dalam Ruang Memori Anak

Diperbarui: 15 Agustus 2019   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Squeeze a dry sponge, and nothing comes out

Jika kita memeras busa yang kering kemungkinan tak ada yang keluar. Perumpamaan ini sama halnya dengan mengharapkan seorang anak menjadi kreatif tapi sebenarnya otaknya kosong. 

"Young children are described as sponges because they soak up knowledge" 

Kemampuan seorang anak menyerap ilmu pengetahuan menjadi modal dasar untuk membentuknya menjadi seorang yang kreatif. Tugas orangtua adalah mengisi ruang kekosongan dalam otak anak dengan membiarkan mereka menyerap informasi secara benar. 

Kreatifitas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan didukung oleh seberapa banyak informasi yang melekat dalam memori anak. Salah satu cara terbaik adalah mengisi ruang kosong dengan membacakan cerita pada anak sebanyak mungkin dengan topik yang bervariasi. 

Penting sekali bagi seorang anak dimasa awal pertumbuhan menyerap ilmu sebanyak2nya melalui bacaan. Yang terpenting bagi anak adalah menyimpan informasi sejak awal. Nantinya ruang kosong pada memori mereka akan mulai terisi sehingga kemampuan berekspresi akan lebih mudah seiring banyaknya kosakata yang sudah tersimpan. 

INGAT! tahap awal pertumbuhan anak merupakan masa dimana ruang kosong pada otak harus terisi. Kemampuan belajar akan terbentuk secara perlahan saat ruang kosong berhasil menyerap ilmu pengetahuan. Saat kemampuan membaca anak mulai terbentuk ajak mereka membaca sebanyak mungkin untuk mengisi ruang yang kosong. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline