Lihat ke Halaman Asli

Melarang Anak dengan Cara Selow

Diperbarui: 18 November 2019   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menasihati Anak dengan Lembut

Namanya orang tua terutama ibu kalau belum heboh belum afdol ya. Heboh boleh, tapi tidak ketika melarang anak. Heboh ketika bermain dan ekspresif ketika bersama anak jelas tak mengapa. 

Namun tidak dapat dipungkiri, mungkin menurut mereka cara yang kurang selow  seperti ancaman dan kalimat yang menakut-nakuti itu supaya anak cepat menuruti perintah dan tak mengulanginya lagi. Tetapi secara tidak langsung, anak akan menjadi penakut, peragu, tidak percaya diri, kurang kreatif, bahkan akan memengaruhi prestasinya.  

Jadi mari kita sama-sama belajar menjadi ayah dan bunda yang lebih selow. Jaman sekarang sudah serba maju, segala ilmu bisa kita dapatkan dari genggaman. Termasuk ilmu pengasuhan anak, ilmu yang tidak pernah ada di kurikulum sekolah manapun. Jangan hanya mengandalkan 'ilmu turunan' dari orang tua kita dulu. Bukannya tidak boleh mengikuti, tapi cukup ambil yang baik dan ganti yang kurang baik menjadi lebih baik.

Lalu, bagaimana cara melarang anak dengan cara selow? Simak tips berikut ini:

1. Kontrol Intonasi Suara

Entah ayah atau bunda terkadang sulit untuk mengontrol intonasi suara. Dalam keadaan apapun, tetaplah menjaga intonasi suara, utamanya saat melarang anak. Tetaplah bernada rendah dan stabil, jangan meninggi dan keras sehingga membuat anak tidak nyaman dan tidak suka. Intonasi yang tinggi dan keras justru tidak akan didengarkan oleh anak, malah dia akan bersikap lebih acuh dan tidak mau menurut. Selow aja, kalem aja, sampaikan dengan tenang dan pelan padanya. 

Salah seorang therapist menyarankan, berbisik justru lebih ampuh untuk menertibkan atau mendisiplinkan anak. Peluk tubuh anak, dekatkan mulut kita ke telinganya dan bisikkan "Adek anak sholehah, duduk di sini dan makan makananya ya..."

2. Beri Pilihan 

Memberikan pilihan kepada anak juga melatih dia berpikir dan menimbang mana yang lebih baik untuknya. Misalnya, ketika anak meminta sesuatu di supermarket, "Ma, abang mau permen ini..". Lalu berikan dia pilihan lainnya, "Hmm, bagaimana kalau biskuit saja? Ini enak, lho, rasa keju kesukaan abang."

Dengan begitu, dia akan belajar bahwa kita menolak permintaanya tadi dengan cara yang halus. Lalu bagaimana jika dia tetap ingin meminta permen? Jelaskan padanya, "Abang mau jajan? Boleh, Bunda kasih pilihan abang mau biskuit apa roti? Kemarin sudah makan permen, sekarang coba jajanan yang lain.."

3. Tetap Tegas Tapi Selow

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline