Lihat ke Halaman Asli

Fathan Muhammad Taufiq

TERVERIFIKASI

PNS yang punya hobi menulis

Taman Hidroponik Bikin Terkesima Pak Bupati

Diperbarui: 27 Juni 2019   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1, Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar menunjukkan sayuran segar hasil budidaya di taman hidroponik (Doc. FMT)

Sebagai stake holder pengawal program ketahanan pangan, Dinas Pangan Kabupaten Aceh Tengah terus berupaya untuk membangun ketahanan di daerah ini melalui berbagai program. Empat aspek ketahanan pangan yaitu aspek ketersediaan, aspek akses, aspek distribusi dan aspek keamanan pangan, selama ini menjadi fokus dari instansi yang resmi berdiri pada awal tahun 2017 ini. Secara struktural, instansi ini sebenarnya telah terbentuk pada tahun 2008 yang lalu, namun masih berbagung dengan dengan urusan penyuluhan pertanian, baru pada awal tahun 2017 yang lalu, instansi ini  berdiri sendiri, setelah urusan penyuluhan pertanian 'ditarik' ke Dinas Pertanian.

Untuk meningkatkan akses ketersediaan pangan, instansi yang saat ini 'dikomadoi' oleh Ir. Nasrun Liwanza, MM ini mengandalkan program madiri pangan dan pengawalan program swa sembada pangan. Untuk penguatan aspek akses pangan, dilaksanakan melalui penguatan kelembagaan masyarakat di bidang pangan, sehingga masyarakat memiliki kemudahan  akses untuk pemenuhan kebutuhan pangan mereka. 

Aspek distribusi pangan dilakukan melalui program bantuan rawan pangan serta kerjasama dengan instansi yang bertanggung jawab dalam pendistribusian kebutuhan pangan pokok. Sementara untuk aspek keamanan pangan, instansi ini terus berupaya melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap produk-produk pangan segar maupun pangan olahan.

Salah satu program yang terus digencarkan oleh Dinas Pangan dalam rangkat memperkuat ketahanan pangan masyarakat adalah melalui pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan kegiatan pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Melalui kegiatan KRPL ini, masyarakat baik yang berada di perdesaann maupun perkotaan diarahkan untuk mampu memanfaatkan potensi lahan disekitar rumah mereka melalui budidaya pertanian sistem vertikultur dan hidroponik. 

Budidaya dengan sistim vertikultur dan hidroponik ini sangat cocok diterapkan di kawasan padat penduduk dengan keterbatasan lahan . Sistem vertikultur maupun hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas dan dapat dikembangkan dengan teknologi sederhana memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada.

Mengajak masyarakat untuk menggemari sistem vertikultur dan hidroponik, tidaklah cukup dengan metode pembinaan dan penyuluhan semata, tapi harus disertai contoh yang bisa dilihat langsung oleh masyarakat. Itulah sebabnya, Dinas Pangan kemudian mengembangkan demplot-demplot percontohan vertikultur di semua Balai Penyuluhan Pertanian (BPP ) yang ada.

Dengan demikian masyarakat dapat melihat langsung bagaimana cara memngembangkan vertikultur kemudian mencoba menerapkan di lingkungan keluarga masing-masing. Pola percontohan akan lebih efektif merubah mindset masyarakat, ketimbang pola penyuluhan konvensional, karena pola fikir masyarakat saat ini sudah sangat kritis dan cerdas.

"Curi" perhatian Bupati dan Ketua Tim Penggerak PKK
Begitu juga dengan budidaya pertanian sitem hidroponik, Dinas Pangan mencoba  membangun imej positif masyarakat melalui pembuatan taman hidroponik, memanfaatkan lahan di sekitar kantor. Menggunakan screen house mini, budidaya hidroponik yang dikembangkan oleh Dinas Pangan sejak dua tahun yang lalu ini ternyata cukup berhasil. 

Berbagai jenis sayuran baik sayuran lokal maupun hasil adaptasi dari luar daerah, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebenarnya keberadaan screen house bukanlah syarat utama, karena sistem hidroponik juga dapat dikembangkan tanpa screen house, namun dengan menggunakan screen house, hasilnya lebih efektif.

Keberhasilan Dinas Pangan dalam mengembangkan unit percontohan hidropinik ini, akhirnya 'mencuri' perhatian Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar dan Ketua Tim Penggerak PKK, Puan Ratna. Disela-sela kegiatannya membuka Lomba Cipta Menu Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA) beberapa waktu yang lalu, Shabela dan Puan sempat terkesima melihat berbagai jenis sayur-sayuran  gemuk dan subur yang dibudidayakan di taman hidroponik ini. Yang kemudian menarik perhatian Pak Bupati, semua produk sayuran segar ini seratus persen organik, karena hanya menggunakan material organik dalam budidayanya.

Seperti dijelaskan oleh Kepala Dinas Pangan, Nasrun Liwanza, demplot percontohan sistem hidroponik ini memang hanya menggunakan bahan-bahan organik, karena sebagai instansi yang bertangggung jawab dalam bidang kemanan pangan, harus memberi contoh sistem budidaya yang menghasilkan produk pertanian yang aman dikonsumsi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline