Lihat ke Halaman Asli

Marsha Bremanda TR

A learner, Dreamer, Achiever

Ebeg, Perpaduan Ragam Seni Tari dan Atraksi Magis Kebanggaan Kaum Ngapak

Diperbarui: 19 Desember 2020   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mancode.id

Ebeg, merupakan salah satu kesenian tradisional yang terdapat di daerah Jawa Tengah, khususnya Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan sekitarnya. Kesenian Ebeg menjadi kesenian tradisional yang dipercaya sudah ada sejak zaman animisme dan dinamisme.

Dilansir dari kaskus.co.id,  kesenian Ebeg merupakan salah satu pertunjukkan khas yang menggabungkan antara tarian dan kekuatan magis. Hal ini ditunjukkan dari adanya gerakan tarian serta atraksi-atraksi magis yang menjadi daya tarik utama para penonton.

Hal istimewa dari kesenian Ebeg ini yaitu keorisinalan budaya mereka yang mana tidak ada sama sekali pengaruh dari budaya, tokoh, maupun agama lain. Bahkan, dalam lagu-lagu yang mengiringi pementasan lebih banyak menceritakan mengenai kehidupan masyarakat tradisional. Seperti pantun, wejangan hidup, maupun sejarah dari Ebeg itu sendiri.

Semua lagu yang digunakan untuk mengiringi Ebeg adalah bahasa Jawa Banyumasan atau biasa disebut Ngapak. Ngapak yaitu bahasa khas daerah Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan sekitarnya. Kaum ngapak berarti sekolompok penutur bahasa Jawa yang meliputi daerah tersebut. Pementasan Ebeg yang menggunakan bahasa ngapak sebagai musik pengiringnya memiliki arti tertentu yang merepresentasikan pikiran dan perasaan para penutur. Hal ini ditunjukkan dalam lagu yang sering dinyanyikan saat pentas Ebeg, yakni  Eling-Eling, Ricik-Ricik, Sekar Gadung, Banyumasan, Tole-Tole, Waru Doyong, dan lain sebagainya.

Samovar (2017) mengatakan bahwa bahasa merupakan sistem simbol yang terorganisir baik secara verbal maupun nonverbal yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka.

Dalam menyanyikan lagu untuk mengiringi pementasan Ebeg, logat ngapak akan terdengar dengan jelas dari nada bicara si penyanyi. Hal ini dikarenakan cara pengucapan, dialek dan logat yang khas daerah Banyumas dan Cilacap. Disebut ngapak karena orang Banyumas, Cilacap dan sekitarnya, ketika mengatakan huruf yang berakhiran "K" akan diucapkan dengan sangat jelas. Ini berbeda dengan dialek bahasa Jawa dari daerah Yogyakarta, Solo, maupun Jawa Timur. Setiap daerah memiliki variasi bahasanya masing-masing. Kemudian hal ini menjadi identitas regional bagi orang-orang Banyumas, Cilacap dan sekitarnya. 

Variasi bahasa yang muncul karena perbedaan tempat atau wilayah disebut dengan dialek regional (Wadhaugh dalam Santoso, 2016:47)

Asal Mula Nama Ebeg

Kata Ebeg sendiri berasal dari kata dalam bahasa Jawa, yaitu Ebleg. Ebleg adalah sebuah anyaman yang terbuat dari bambu. Orang zaman dulu biasanya menggunakan Ebleg sebagai pagar rumah atau oleh kaum ngapak biasa disebut "gedhek."

Kemudian kata Ebleg ini diubah menjadi Ebeg yang mana salah satu properti yang digunakan pemain adalah kuda lumping yang terbuat dari anyaman bambu.

Sejarah Ebeg

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline