Lihat ke Halaman Asli

Suka Melukai Diri? Waspadalah

Diperbarui: 1 Desember 2019   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kredit foto: Unsplash/Reza Hasannia

Anak temannya teman saya (khas orang Indonesia ya? Temannya teman saya ... ) ketahuan menyileti dirinya sendiri. Sang ibu awalnya curiga sebab anaknya yang biasanya pakai pakaian pendek-pendek dan celana hotpants mendadak memakai baju serba panjang.

Benarlah, ketika dibuka nampak bekas-bekas sayatan di kaki dan tangannya. Sang ibu histeris, tidak habis pikir apa yang menyebabkan anaknya berbuat demikian.

Self injury, atau perbuatan menyakiti diri sendiri, merupakan salah satu bentuk gangguan perilaku yang dapat pula dihubungkan dengan beberapa jenis penyakit kejiwaan. 

Selain menyilet diri seperti yang dilakukan oleh anak temannya teman saya itu, perilaku menyakiti diri dapat berupa membentur-benturkan kepala, minum racun (iya, racun), dan sebagainya. Semua dilakukan secara sadar.

Mengapa seseorang bisa menyakiti dirinya sendiri?  Biasanya hal ini dilakukan untuk melampiaskan emosi negatif seperti marah, stress, sedih, putus asa, merasa bersalah, dan lainnya. Orang bisa juga melukai dirinya sendiri untuk mengalihkan perhatiannya dari hal yang mengganggu pikiran.

Emosi-emosi negatif yang timbul itu bisa berasal dari bermacam-macam hal, seperti masalah sosial (menjadi korban bully, memiliki orangtua yang penuntut, tertekan), trauma psikis (baru saja mengalami bencana atau kehilangan yang besar), serta gangguan mental (depresi adalah salah satu diantaranya).

Bagaimana cara mengenali orang yang melakukan self injury? Dengan melihat adanya bekas-bekas luka di tubuhnya. Biasanya pelaku menutupi bekas-bekas luka ini, seperti yang dilakukan sang anak di awal artikel ini, dan menghindari pertanyaan tentang hal itu.

Mereka juga dapat menunjukkan tanda-tanda depresi, seperti murung, tidak bersosialisasi, dan tidak punya semangat. Meskipun tidak semua orang depresi menunjukkan tanda-tanda tersebut, banyak juga yang terlihat ceria dan mudah bersosialisasi.

Bagaimana jika kita menemukan orang terdekat kita ternyata melakukan self injury? Atau bagaimana jika kita sendiri ternyata menikmati melakukan self injury?

Jika kita menemukan orang terdekat kita melakukan self injury, sebaiknya kita menemani mereka dan mengupayakan agar mereka mendapat pertolongan dari tangan ahli. Jangan menghakimi bahwa mereka sedang mencari perhatian. Tidak mereka melakukan hal itu untuk dirinya sendiri bukan untuk mencari perhatian.

Untuk luka fisik yang dialami mungkin memerlukan perawatan luka, baik rawat jalan maupun sampai rawat inap. Sedangkan untuk mengatasi akar masalah dapat dilakukan konseling psikologis, baik dengan psikolog atau bahkan psikiater.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline