Lihat ke Halaman Asli

Marcella NataliePutri

People Learners (Khalifah For Herself)

Di Balik Penderitaan Selalu Ada Saja yang Bisa Dipelajari

Diperbarui: 12 Februari 2023   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pikiran pikiran itu ada didalam diriku, mereka bersuara seiring dengan perubahan perasaan yang kurasakan.
Saat sedang marah, takut, sedih, putus asa, merasa bersalah, pikiran itu ada berbisik kepadaku bahwa Aku bukanlah siapa siapa, Aku orang yang gagal.

Aku telah ceroboh, Aku telah melakukan sebuah kesalahan, Aku bermuka dua, Aku palsu, Aku sebenarnya jahat, Aku bukanlah siapa siapa di dunia ini. Berujung ke penghukuman ; pantas saja Aku tidak memiliki teman, Aku tidak memiliki kekasih, Aku bermalas malasan dan tidak melakukan sesuatu yng bermanfaat untukku maupun untuk orang orang di rumah. 

Aku hanya menjadi manusia yang mengikuti alur, mengerahkan seluruh energiku untuk mencari uang, menjadi seorang pelayan, menuruti semua permintaan orang lain, dan memenuhi tuntutan dari perusahaan tempatku bekerja. Aku cukup tersiksa dengan perasaan menjadi orang yang tidak enakan terhadap orang lain ( people pleaser ).

Aku terbelenggu dengan perasaan ini, Aku tidak bisa menolak permintaan mereka, yang dimana bisa saja permintaan mereka justru yang merugikan atau bisa menyakiti diriku sendiri pada akhirnya. 

Aku memunculkan perasaan tidak enak terhadap orang lain, dan menolak perasaan tersebut, sehingga munculah perilaku yang tidak objektif, perilaku yang tidak ada kaitannya dengan yang seharusnya dibutuhkan, perilaku diluar logika.

Di titik ini, Aku telah mengalami dilema, Aku ingin beranjak dari Aku yang buruk menjadi pribadi yang lebih baik dan positif, namun yang kurasakan sekarang adalah perasaan lelah. Aku lelah Aku ingin menjadi manusia yang lebih baik, tapi Aku justru malah bermalas malasan setiap harinya.

Aku ingin menjadi lebih baik namun itu sampai pada keinginan saja. Aku merasa tidak memiliki mentalitas sama sekali untuk merubah itu menjadi sebuah perilaku atau mewujudkannya. Semuanya hanya teori, semuanya hanya di angan angan saja. Terkadang Aku merasakan lelah untuk berinteraksi atau bersosialisasi dengan siapapun, karena ternyata ketakutanku selalu setia menunggu dibelakangku untuk berprasangka yang buruk terhadap siapapun terlepas sebaik apapun perilakunya, ketakutanku selalu dengan sigap menanggapi caraku bersosialisasi dengan menghasilkan prasangka negatif dan membuat Aku menarik diriku sendiri.

Mebatasi diriku untuk bersosialisasi dengan mereka karena Aku Takut. Sebagaimana mereka, orang orang disekitarku yang mengeluhkan si A memiliki sikap, sifat atau pemikirannya jelek dan tidak menyukainya, kepalaku merekam perilaku mereka, dan berangggapan bahwa Aku adalah sama seperti si A yang besar kemungkinan untuk tidak disukai oleh siapapun, Aku menydari ini berlebihan, tapi Aku masih saja melihara ini. Aku ingin melepaskan ini, tapi kembali
lagi, ini hanyalah keinginan saja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline