Lihat ke Halaman Asli

Mengenal HMPI MPO Bandar Lampung

Diperbarui: 22 Januari 2017   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pergerakan kemahasiswa di Kota Bandar Lampung semakin semarak dengan hadirnya Hmi versi Mpo (Majelis penyelamat organisasi ) sebagai antitesa dari Hmi versi Dipo sebenarnya tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok antara Hmi Versi Mpo dan Hmi versi dipo karena sudah sejak lama selepas orde baru tumbang  kedua Hmi ini setuju untuk menggunakan azas islam yang berbeda hanyalah budaya organisasinya saja dan juga cara pemikiran,contohnya jika Hmi Dipo Dasar-dasar perjuangan bergantung pada tokoh pemikiran tertentu dimana biasanya lebih dominan pemikiran Nurcholish Madjid pada Hmi MPO  dasar-dasar perjuangan dirumuskan bersama dalam sebuah konsensus yang selalu direvisi tiap tahunnya bernama Khittah Perjuangan.

Awal mula terjadinya perpecahan sebenarnya dikarenakan campur tangan dari pemerintah kala itu yang menginflintarasi kepentingan yang bersifat praktis kedalam tubuh Hmi, pada masa itu Hmi memang seperti duri dalam daging bagi pemerintah karena sepak terjang aktivisnya yang terlalu kritis menyuarakan kebenaran sehingga penguasa yang memiliki tipikal selalu membungkam kebenaran menggunakan cara yang sedemikian rupa, Hingga akhrinya terpecahlah Hmi menjadi dua versi yaitu Dipo yang mengganti azas utamanya dari islam menuju pancasila dan Mpo yang tetap mempertahankan Azas islam.

Perpecahan yang terjadi akibat adanya konflik untuk mengganti azas utama yang memang jika kita melihat sejarah awalnya sebenarnya hal ini tidak dapat diganggu gugat karena Lafran Pane dan kawan-kawan kala mendirikan Hmi di Universitas Islam Indonesia setuju untuk menggunakan azas islam sebaga dasar perjaungan bukan berarti dalam hal ini Hmi tidak nasionalis,justru Hmi adalah organisasi Mahasiswa yang paling nasionalis karena agama islam mengajarkan jika nasionalisme bagian dari iman jadi sebenarnya tanpa perlu dirubah kepada pancasila pun organisasi Hmi pasti akan menghormati pancasila karena nilai-nilai agama islam sendiri terdapat dalam pancasila yang mencakup Ketuhanan,Persatuan,Keadilan, Kemanusiaan, dan Permusyawaratan.

Namun apa daya karena gejolak terlalu besar maka Hmi pun terpisah kedalam dua versi, untuk Bandar Lampung sendiri Hmi yang populer dikalangan mahasiswa selama ini adalah Hmi versi Dipo pendekatannya yang akrab dan menyentuh aspek sosial mahasiswa membuat gerakan Hmi versi Dipo ada disetiap perguruan tinggi di bandar lampung, sementara Untuk Hmi versi MPO baru berdiri tahun 2016 yang diketui Oleh MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMPUNG Heppy Mutiara Indah.

Mahasiswa yang mengambil jurusan psikologi ini, adalah perintis utama bersama teman-temannya dari tulang bawang barat untuk menghidupkan kembali HMI MPO,sebenarnya organisasi ini sempat ada di ibu kota bandar lampung namun sempat vakum beberapa lama.  Secara umum, organisasi Hmi Mpo meskipun baru berdiri cukup berdampak pada dunia pergerakan mahasiswa meskipun tidak cukup besar pengaruhnya karena masih dalam proses perintisan.

Kajian tiap minggun jalan secara lancar dan sukses, pada masa perintisan ini Hmi Mpo tidak mengutamakan jumlah Orang yang direkrut harus banyak tetapi menekankan pada kualitas karena banyak organisasi yang berhasil merekrut banyak anggota namun di tengah jalan akhirnya pergi satu persatu dan banyak programnya yang terbengkalai.

Hmi Mpo Bandar Lampung tidak menginginkan hal ini terjadi, Hmi MPO BANDAR LAMPUNG hadir untuk memberikan mencari kualitas dalam diri mahasiswa dan mahasiswi di setiap perguruan tinggi bandar lampung. Kualitas yang diharapkan tentunya adalah komitmen, akhlak, dan mampu peduli terhadap lingkungan sosial.

Pergerakan Hmi Mpo cabang Bandar Lampung berlandaskan semangat keislamanan namun Hmi Mpo cabang Bandar Lampung tidak memandang islam dari sudut pandang yang sempit ataupun memandang islam dari sudut pandang yang terlalu melebar artinya harus ada  keseimbangan dalam pemahaman.sesungguhnya sebagai pergerakan dengan basis keislamanan maka tidak cukup hanya pada pembekalan amal ibadah kepada yang diatas  namun juga amal ibadah kepada sesama manusia, keseimbangan ini perlu agar manusia muslim menjadi seutuhnya muslim.

Keterpurukan generasi Muda saat ini sebenarnya bukan hanya kebodohan tapi juga keapatisan, nah virus keapatisan ini menjangkiti setiap kalangan mahasiswa sehingga sebagai makhluk intelektual tertinggi yang harusnya kritis dan mampu menjadi problem solving ditengah banyaknya permasalahan masyarakat justru menjadi acuh dan tidak peduli dengan realita yang terjadi disekitarnya hal ini ironis karena dari sinilah akar masalah sosial terjadi.

Tapi biarpun virus ini sudah menjangkiti banyak mahasiswa, Hmi Versi Mpo cabang bandar lampung sangat optimis masih ada banyak mahasiswa hebat dibalik diamnya sehingga Hmi versi Mpo Bandar Lampung berkomitmen untuk melatih Mahasiswa agar menjadi sesuai dengan predikat yang kini di embannya sebagai sebuah mercu suar pencerahan bangsa.

Keislaman dan pengetahuan tidak dapat dilepaskan karena bagi keyakinan islami, tiap-tiap orang yang beriman itu pasti orang yang berpengatahuan dan tiap-tiap orang yang berpengatahuan pastinya da orang yang beriman. Keseimbangan antara amal ibadah sosial dan agama harus dilengkapi dengan keseimbangan dalam pemahaman ilmu pengetahuan dan keislaman sehingga mampu menjadikan individu sebagai penolong sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline