Lihat ke Halaman Asli

MamikSriSupadmi

Wiraswasta

Memasak Kuliner Tradisional di Sepuluh Ramadhan Akhir

Diperbarui: 14 April 2023   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen pribadi

Hobi yang paling bisa tersalurkan saat Bulan Ramadhan bagi saya adalah hobi memasak. Moment menyenangkannya karena masakan yang dibuat adalah jenis kuliner dengan resep tradisional turun menurun. Dimulai dari malam Selikuran atau 21, dimana moment Lailatul Qodar benar benar diharapkan dan dinanti turunnya sebagai Wasilah Ramadhan.  Membuat atau memasak makanan resep turun temurun mempunyai hikmah agar kita benar benar bersungguh sungguh pada 10 akhir Ramadhan ini. Kenapa turun temurun? Karena ada rasa kecintaan didalamnya, ada rasa rindu pada kehadirannya. Seolah mereka juga hadir dan menghaturkan doa terbaik serta melakukan hal hal perbuatan baik yang diwariskan tentu saja jangan sampai punah. 

Lalu, masakan apa saja yang saya buat dan persiapkan sampai akhir Ramadhan? 

1. Sambel pencok kelapa

Kelapa yang diparut dan dikukus agar tidak langu dan gampang basi adalah bahan utama. Campurkan dengan sambal lombok rawit, bawang putih, bawang merah, gula garam dan kencur yang diparut sedikit. Teri yang sudah digoreng dicampurkan jadi satu, terakhir cocol dengan penyedap rasa secukupnya.  Saat malam Selikuran, sambel ini akan hadir bersama nasi putih, telur dadar dan tempe goreng atau mendoan alias tempe tepung dengan daun bawang yang diiris untuk dicampurkan afonan tepung berbumbu. Letakkan dalam daun yang sudah fubentuk untuk wadah. Takir namanya, karena daun disematkan dengan lidi agar bisa terbentuk. Takir artinya tak usah banyak pikir. Tuntunannya adalah, lakukan saja Ibadah Puasa Ramadhan dengan hal hal yang perlu kita lakukan misalnya sabar dan tidak bergunjing sebagai perintahNya. Tuhan sendiri yang akan memberikan balasan terbaiknya kelak. 

2. Kacang bawang

Kacang yang direndam air hangat sebentar, kemudian tiriskan. Irisan bawang putih dan garam halus kemudian fiulenkan di kacang. Setelah tiris henar, baru digoreng. Semakin banyak bawang putihnya semakin sedap rasanya. Gurih renyah rasanya setelah digoreng dalam minyak panas. Kacang bawang termasuk cemilan awet dan tidak mudah melempem kalau kita simpan dengan benar. Beribadah dengan sungguh sungguh juga begitu, tak kenal rasa bosan. Lezatnya beriman pasti didapatkan. 

3. Kolak pisang, labu. Bahan mudah dan sederhana tetapi lezat rasanya ini betmakna bahwa beribadah dalam situasi kondisi apapun itu pada dasarnya tidak repot dan dipermudah asal kita henar benar tahu tuntunan atau adabnya. Kolak juga berbahan mudah bukan. Dicocol dengan sedikit garam di air rebusan pisang dan labu Waluh, tambahkan gula Jawa, daun pandan dan santan. Harum, hangat, manis alami. 

4. Tape ketan yang legit. Setelah dikukus, diragi bisa bungkus di daun pisang atau wadah cup plastik untuk selera yang lebih modern. Diperam atau biarkan saja nanti fermentasi tape ketan yang berair manis bisa kita cicipi. 

5. Sayur lodeh dengan Ale Ale pengganti pete. Isian tempe tahu adalah bahan utama. Tempe tahu itu ibarat Sahabat. Paham makna bersahabat bukan? Saling melengkapi, mengisi dan ber intropeksi. Mudah mudahan sahabat terbaik selalu hadir dikehidupan kita. 

6. Ketupat dan lepet ketan janur kuning. Saling menghaturkan rasa terimakasih pada Alloh SWT yang selalu menutupi aib dan sayang pada ummatNya, meminta maaf dengan tulus antar sesama adalah kewajiban. Agar kelak kita sama sama diberi kemudahan

7. Kerupuk beras / Puli

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline