Lihat ke Halaman Asli

Sucahya Tjoa

TERVERIFIKASI

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Senjata Apa yang Dimiliki Tiongkok Sehingga Tidak Takut Ancaman AS?

Diperbarui: 29 September 2020   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: South China Morning Post

Mengapa selama ini meskipun AS yang dikatakan memiliki militer empat kali lebih kuat dari Tiongkok, tapi Tiongkok tidak merasa takut dengan segala tekanan yang dilakukan AS? Terutama dengan serangan yang bertubi-tubi dari AS dalam Perang Perdagangan AS-Tiongkok, bahkan AS telah mendorong sekutu-sekutu dekatnya untuk ikut mendukung serangan terhadap Tiongkok.

Namun apa senjata Tiongkok untuk melawan hegemoni AS?  Tidak lain adalah "Made in China 2025" dan bagaimana mereka merealisasikan program ini?

Tiongkok merupakan negara dengan satu-satunya yang memiliki pasar tunggal di dunia dengan skala terbesar untuk seluruh mata rantai industrinya.

Tiga karakteristik yang terdapat di sini tersedia di lebih 200 negara dan kawasan di seluruh dunia, tapi hanya dapat direalisasikan di Tiongkok. Tidak ada negara lain saat ini, yang berkemungkinan untuk melakukan jalannya sendiri, ini yang membuat AS susah mencari jalan dan cara lain untuk menjatuhkan Tiongkok.

"Made in China" tidak pernah dimaksudkan untuk bersaing dengan India dan Vietnam, tetapi untuk merekonstruksi kerangka peradaban global, membangun komunitas global masa depan bersama bagi umat manusia, dan menghancurkan hegemoni AS yang selama ini dianggap menjarah bumi.

Mungkin bagi India "Made ini India" untuk menyaingi Tiongkok, tapi menurut Tiongkok untuk menyaingi luar negerinya,dan bagi orang Tiongkok secara sadar atau tidak sadar telah berhasil dimotivasi untuk berpartisipasi dalam jalan epik melawan hegemoni ini.

30 Tahun Realisasi Tiongkok Menembus Tantangan Hegemoni dan Monopoli

Selama 30 tahun ini Tiongkok telah berkontribusi untuk umat manusia tertuma bagi dunia terbelakang untuk mematahkan hegemoni dan monopoli AS dan Barat.

Dari tahun 1980-an hingga awal 1990-an, Motorola masih menjadi representasi dari ponsel. Harga ponsel ini di Tiongkok sekitar 10.000 hingga 20.000 yuan atau lebih. Pengusaha kecil tidak mampu memilikinya hanya pengusaha besar saja yang dapat menggunakannya. Demikian juga di Indonesia posel masih sangat mahal masih menjadi barang mewah.

Di Tiongkok pada awal 1990-an, gaji rata-rata 300-500 yuan, sehingga bagi kelas pekerja membutuhkan 3-5 tahun untuk bisa membeli ponsel tanpa makan atau minum.  

Sejak tahun 2000, telepon seluler dalam negeri buatan Tiongkok telah meningkat pesat dan harganya telah turun tajam, telah diproduksi menjadi produk elektronik konsumen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline