Lihat ke Halaman Asli

Mahbub Setiawan

TERVERIFIKASI

Bukan siapa-siapa

Kegemukan dalam Hikmah Kebijaksanaan

Diperbarui: 28 Juli 2019   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.turbosquid.com

Aneh. Ketika makanan menjadi momok menakutkan, dunia seakan menampakkan kebalikannya. Bukankah manusia harus makan untuk hidup? Tetapi ketika hidupnya dihantui kegemukan, ia menjadi takut dengan makanan.

Entah itu kesadaran terdalam dari nurani diri yang ingin sehat setiap hari. Atau itu kutukan dari masa lalu akibat sering makan tidak beraturan dan berujung dengan kegemukan yang tidak diharapkan.

Yang tidak aneh adalah fakta hukum alam yang terbalik bahwa apapun yang berlebihan pada akhirnya akan membawa keburukan. Dalam bahasa agama itu disebut isrof. Melebihi kewajaran seperti di dalam makanan.

Setiap hari orang harus mikir beribu kali untuk memasukkan nasi ke dalam perutnya. Dua puluh kilogram kelebihan berat badan cukup untuk membuat orang berpikir panjang ketika makanan ada di hadapan.

Ini masalah pengendalian diri. Ternyata hidup tidak sesederhana yang dipikirkan. Ada saat di mana makan saja harus menjadi ujian yang menguras pikiran mirip seperti ujian masuk perguruan tinggi yang difavoritkan.

Oh Tuhan, aku menyadari sekarang bahwa Engkau Maha Adil. Hanya karena selama ini orang merasa kelebihan uang receh untuk membeli makanan, kemudian tidak terkendali makan ini itu, akhirnya kegemukan datang menghampiri.

Sementara di sana, kaum miskin yang tidak menemukan makanan setiap hari, tidak Engkau beri kekhawatiran dengan fenomena kegemukan badan. Mereka tidak Engkau takdirkan memiliki gelambir lemak berlebihan.

Hidup memang selalu menunjukkan rahasianya dengan cara yang tidak disangka-sangka. Ini barangkali hikmah dari anjuran untuk saling berbagi dengan sesama. Jika si A kelebihan makanan, cobalah berbagi dengan si B yang kekurangan.

Pada akhirnya nanti akan ditemukan titik keseimbangan di mana keduanya akan diuntungkan. Si A tidak akan kelebihan bobot badan, karena kelebihan makanannya telah disumbangkan.

Demikian juga, si B tidak akan menderita stunting dan busung lapar karena ada sesamanya yang tidak akan membiarkan dia terkapar karena lapar. Betapa ajaran-Mu Tuhan penuh dengan hikmah dan pelajaran.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline