Lihat ke Halaman Asli

Madeira Wibi Ainun Nisa

Penulis dan Mahasiswi

Say No To Overthinking!

Diperbarui: 25 Mei 2021   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Overthingking alias berpikir secara berlebihan merupakan kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Dengan begitu, overthinking harus dihentikan agar kehidupan dapat berjalan dengan normal. 

Sebelum mengatasinya, kita perlu mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Mayoritas orang yang overthinking adalah memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Hal tersebut disebabkan karena pesimis terhadap diri sendiri, terlalu perfeksionis, memendam segalanya sendiri, membandingkan diri dengan orang lain, dan mungkin banyak hal lain yang menjadi alasan masing-masing individu yang overthinking. 

Kebiasaan ini memiliki dampak negatif bagi orang yang mengalaminya terutama bagi kesehatan. Beberapa di antaranya, stres, mempengaruhi kesehatan mental bahkan bisa memperburuk orang yang memiliki masalah dalam mentalnya, dapat mengacaukan aktivitas sehari-hari apabila overthinking terjadi pada saat yang tidak tepat, mempengaruhi mood, dan dapat memicu berbagai penyakit.

Ciri-ciri orang yang sedang overthinking adalah, sering melamun dan memikirkan hal yang sama berulang-ulang, tidak fokus terhadap solusi atas masalah yang sedang dihadapi, merasa cemas dan sulit tidur, dan kerap menyalahkan diri sendiri ketika merasa bersalah dalam mengambil keputusan.

Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa overthinking perlu dikurangi atau bahkan dihentikan. Berikut adalah strategi yang dapat dicoba untuk mengatasi kebiasaan overthinking. 

  1. Berusaha untuk selalu berpikir positif. Seringkali saat overthinking, kita memikirkan hal-hal yang sebenarnya belum tentu terjadi, maka dari itu kita perlu berpikiran positif tetapi tetap waspada. Beribadah dan berdoa dapat membantu kita untuk berpikiran positif, karena dengan hal tersebut kita percaya akan eksistensi Tuhan dan yakin bahwa takdir-Nya adalah yang terbaik.
  2. Membiasakan pola hidup sehat. Diri yang positif juga ditentukan oleh gaya hidup. Minum air putih yang cukup, makan makanan sehat, tidur dan bangun tepat waktu, berolahaga, dan melakukan hal-hal yang positif untuk diri sendiri. 
  3. Menjauh dari pergaulan toxic. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan manusia lainnya. maka dari itu, memilih lingkungan yang baik dan suportif sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental kita.
  4. Membuat target dan planning. Salah satu ketakutan seseorang adalah kegagalan. ketakutan-ketakutan tersebut dapat menjadi sumber pikiran negatif dan menyebabkan overthinking. Oleh karena itu, kita membutuhkan target dan rencana cadangan untuk mengatasi ketakutan terhadap kegagalan dan kegagalan itu sendiri.
  5. Rangkul rasa takut. Kita harus menerima kenyataan bahwa kita tidak dapat mengendalikan hal di luar kendali kita. Jadi satu-satunya yang dapat kita kendalikan adalah diri sendiri. Mengendalikan diri saat terjadi masalah, mengendalikan emosi, dan menentukan keputusan yang tepat dan dapat dilakukan.
  6. Minta bantuan. Seperti poin sebelumnya, bahwa kita tidak dapat mengendalikan sesuatu di luar kendali kita, maka kita boleh meminta bantuan orang lain. Mungkin membantu untuk mencari solusi atau hanya mendengarkan keluh kesah kita agar tidak memendamnya sendiri.

Dari enam poin tersebut, kita dapat mencobanya satu-persatu sebagai usaha dalam mengatasi pikiran berlebih. Membantu sesama dan mengubah diri menjadi pribadi yang lebih positif untuk kehidupan yang lebih baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline