Lihat ke Halaman Asli

Choirul Rosi

Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Teana - Taw 3 (Part 29)

Diperbarui: 18 Oktober 2018   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.wattpad.com

Malam itu selepas pulang dari kebun anggur,  Teana memeriksa kandang unta miliknya. Sebab unta -- untanya terlihat gelisah dan mengeluarkan suara aneh. Teana mencoba masuk kedalam kandang untanya. Ternyata didalam kandang itu terdapat seekor ular hitam meringkuk di salah satu sudut kandang.

Ular itu tidak memberikan reaksi apapun ketika Teana membuka pintu kandang, namun demi mejaga keselamatan untanya, Teana keluar mencari tongkat untuk mengusirnya. Setelah ia mendapatkan sebuah pelepah pohon kurma tak jauh dari kandangnya, ia kembali masuk. Namun sayangnya, ular itu telah lenyap. Teana pun kembali masuk ke dalam rumahnya.

***

Cukup lama Yodh berdiam diri di kandang unta milik Teana. Ketika Teana keluar mencari tongkat, Yodh meninggalkan kandang menuju rimbunan pohon kurma tanpa sepengetahuan Teana. Ia berusaha mencari patung Dewa Dhushara yang ia tinggalkan disana beberapa hari yang lalu. Ia masih ingat benar ketika tubuhnya mendadak lemah saat membawa patung itu bersamanya. 

Energi dalam tubuhnya  telah habis terserap oleh kekuatan patung itu. Sehingga ia terpaksa meninggalkan patung itu tergeletak dibawah rimbunan semak dibawah pohon kurma.  

Dan ketika ia mendatangi tempat itu lagi, patung Dewa Dhushara sudah tidak ada disana. Yodh marah. Matanya menyala merah. Ia telah gagal mendapatkan apa yang ia incar selama ini. Dalam kegelapan malam, perlahan tubuhnya menghilang seperti debu yang ditiup angin.

***

Keesokan paginya, Taw dan anak buahnya berangkat menuju Qasr Al Fareed. Mereka memakai jubah berwarna gelap dan kerudung untuk menutupi wajah mereka yang terlihat tidak seperti wajah orang pada umumnya. Sebab kekuatan mereka belum pulih sempurna.

Mereka kesulitan mendapatkan daging kambing yang mereka inginkan. Mereka mencari seekor kambing yang baru saja disembelih dengan darah segar masih menetes dari leher kambing. Karena merasa putus asa dan tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, akhirnya Taw dan beberapa pengikutnya meninggalkan Qasr Al Fareed. Mereka berjalan beriringan menuruni bukit -- bukit batu terjal berkerikil tajam.

Tiba -- tiba, muncullah dua ekor kambing liar dari balik batu besar. Taw menyeringai senang.

"Tangkap kambing itu." perintahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline