Lihat ke Halaman Asli

Kelompok 8 KKM Reguler UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Memberikan Pelatihan Ecoprint

Diperbarui: 13 Januari 2023   13:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Beberapa tahun belakangan ini internet dan masyarakat dunia diguncangkan dengan adanya berita-berita mengenai kerusakan alam yang semakin parah. Yang menyebabkan isu-isu mengenai kepedulian keberlangsungan alam mulai menjadi topik utama masyarakat dunia saat ini. Salah satu topik utama dalam berita tersebut adalah limbah tekstil. Limbah tekstil merupakan limbah cair yang memiliki warna dan dapat mencemari air yang bersifat toksis bagi bioindikator (ganggang dan ikan). 

Berdasarkan data yang didapat dari CNBC Indonesia limbah tekstil merupakan limbah pencemar air terburuk kedua di dunia setelah limbah industri, di mana masih ada pabrik-pabrik tekstil yang membuang limbahnya ke sungai. Di mana hal tersebut membuat kami selaku mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang sedang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) berniat untuk mengajak masyarakat Desa Petungsewu untuk menjadi ecopreneur

Ecopreneur merupakan wirausahawan yang menjual produk berbasis lingkungan, sehingga produk yang dihasilkan memiliki dampak yang lebih kecil terhadap lingkungan. Hal tersebut diharapkan akan berdampak pada pengurangan limbah yang berbahaya bagi lingkungan, terutama limbah tekstil. Oleh karena itu, pada kesempatan KKM ini, kami mengajak masyarakat Desa Petungsewu untuk menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan dan memanfaatkan potensi alam yang ada pada Desa Petungsewu, untuk nantinya dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan oleh masyarakat desa mengenai Ecoprint.

Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Desa Petungsewu terdapat 2 kelompok, yaitu kelompok 7 dan kelompok 8. Dan di Desa Petungsewu dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu kelompok 7 meliputi wilayah RW 01 dan RW 02. Dan kelompok 8 meliputi wilayah RW 03 dan RW 04. Pada kelompok 8 ini, kegiatan divisi ekonomi kreatif telah terlaksana mulai tanggal 29 Desember 2022. Diantara kegiatan divisi ekonomi kreatif yang diikuti yakni mengunjungi pabrik permen rumahan dan mengadakan pelatihan ecoprint

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai pelatihan ecoprint yang telah kami laksanakan pada hari Minggu, 8 Januari 2023. Dalam kegiatan pelatihan ecoprint ini dihadiri oleh ibu-ibu kader PKK Desa Petungsewu. Kegiatan pelatihan ecoprint dilaksanakan pada sore hari setelah istigasah. Pelatihan ecoprint ini diadakan untuk mendorong ekonomi kreatif melalui pemanfaatan potensi alam.

Ecoprint adalah suatu kerajinan yang hasil akhirnya menciptakan sebuah karya yang terlihat seperti batik, karena pada pembuatannya menggunakan daun dan bunga sebagai bahan utamanya. Tujuan menggunakan daun dan bunga dalam proses pembuatan ecoprint yaitu untuk mentransfer warna dan bentuk bunga serta daun secara langsung pada kain. Terdapat 2 teknik dalam pembuatan ecoprint, yaitu teknik pounding dan teknik kukus. Dalam pelatihan ecoprint yang telah kita laksanakan, kita menggunakan teknik pounding

Teknik pounding dilakukan dengan cara meletakkan daun atau bunga di atas kain. Lalu, memukulnya dengan menggunakan palu kayu sebagai salah satu cara paling sederhana yang bisa dilakukan dengan teknik pounding. Alat dan bahan yang digunakan dalam teknik pounding meliputi kain, kaos, atau totebag polos, soda api, tawas, daun dan bunga, palu kayu, plastik, dan ember. Dalam artikel ini upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan yang dapat kita lakukan adalah dengan memanfaatkan bahan alam untuk dijadikan sebuah produk yang ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomis dan dapat mempengaruhi kehidupan ekonomi (pendapatan) dan tingkat sosial.

Langkah-langkah dalam membuat totebag ecoprint dengan teknik pounding, yang pertama adalah proses mordant yaitu proses untuk meningkatkan daya tarik warna alam terhadap bahan tekstil serta berguna untuk menghasilkan kerataan dan ketajaman warna yang baik. Proses mordant memiliki 3 cara, yaitu yang pertama mencampur air hangat dengan tawas di dalam wadah. Kedua, mencampur air hangat dengan tawas, garam, tunjung, kapur, dan soda api di dalam wadah. Ketiga, mencampur air hangat dengan kapur. 

Dengan catatan pertama, tunjung dan kapur berfungsi untuk menghasilkan warna kain lebih gelap. Kedua, tawas berfungsi untuk menghasilkan warna original. Untuk langkah-langkah proses mordant yaitu yang pertama, memasukkan 10 gram tawas ke dalam wadah yang berisi 1 liter air hangat. 

Kemudian yang kedua, memasukkan tas jinjing atau totebag berbahan kain belacu/kanvas ke dalam wadah dan rendam selama 1 jam atau biarkan 1 malam agar mendapatkan hasil yang lebih optimal. Kemudian yang ketiga, setelah 1 jam atau 1 malam, angkat tas kain lalu peras dan dijemur sampai kering. Lalu yang keempat, kain dapat digunakan untuk batik ecoprint teknik pounding.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline