Lihat ke Halaman Asli

Luna Septalisa

TERVERIFIKASI

Pembelajar Seumur Hidup

Kebahagiaan Itu Diupayakan Sendiri atau Dipengaruhi oleh Lingkungan?

Diperbarui: 1 April 2023   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kebahagiaan-photo by julia avamotive from pexels

Dulu saya pikir kebahagiaan bukan sesuatu yang bisa diukur, bahkan oleh banyak sedikitnya harta yang dimiliki. Sifatnya subjektif, relatif dan personal sehingga orang bebas mendefinisikan kebahagiaan menurut pemahaman dan pengalamannya masing-masing. Ternyata apa yang saya pikirkan tidak sepenuhnya tepat.

Baru-baru ini, World Happiness Report (WHR) 2023 telah merilis laporan jelang Hari Kebahagiaan Sedunia, yang diperingati setiap 20 Maret. Laporan tersebut memposisikan Finlandia sebagai negara paling bahagia di dunia selama lima tahun berturut-turut.

Ada beberapa indikator yang dipakai untuk mengukur indeks kebahagiaan ini antara lain angka harapan hidup, faktor kesehatan, pendapatan per kapita (PDB/GNP), kebebasan individu dalam membuat keputusan, dukungan sosial hingga tingkat korupsi di negara tersebut.

Dari total 109 negara, Indonesia menempati peringkat ke-84. Angka ini naik sedikit dari periode sebelumnya yang berada pada urutan ke-87. Indeks kebahagiannya pun naik dari 5.240 ke 5.277.

Fakta bahwa kebahagiaan bisa diukur melalui berbagai indikator, tidak hanya terbukti melalui Indeks Kebahagiaan dalam WHR. Ada juga konsep pengukuran kebahagiaan yang disebut dengan Gross National Happiness (GNH) yang dikenal di Bhutan.

Jika pencapaian suatu negara kerap direpresentasikan dengan PDB, Bhutan menggunakan GNH sebagai parameter pencapaian nasionalnya.

Konsep GNH dicanangkan pertama kali oleh Jigme Singnye Wangchuck pada tahun 1972 atau satu tahun setelah dinobatkan sebagai raja keempat negara kecil di Asia Selatan tersebut. 

Indikator pengukurannya ada empat pilar, yaitu pembangunan sosial ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan, pelestarian lingkungan, pelestarian dan pengembangan budaya dan tata kelola yang baik.

Lingkungan dan Relasi yang Toksik

Ada nasihat yang cukup familiar bagi saya bahwa kebahagiaan itu harus kita sendiri yang mengupayakan. Bukan bergantung pada orang lain untuk membahagiakan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline