Lihat ke Halaman Asli

Julianda BM

ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Post-Election Blues: Benarkah Fenomena Ini Nyata?

Diperbarui: 3 Maret 2024   06:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kondisi post-election blues. Foto: Gatty Images via https://www.vogue.com/

Oleh: Julianda BM

Euforia mereda, luka membekas. Perhelatan akbar demokrasi telah usai, meninggalkan jejak gegap gempita dan luka di hati sebagian masyarakat. 

Di balik hingar bingar kemenangan dan kekalahan, sebuah fenomena menarik perhatian yang disebut sebagai Post-Election Blues.

Apa itu Post-Election Blues?

Post-Election Blues adalah istilah yang merujuk pada gejala kecemasan, depresi, dan kelelahan mental yang muncul setelah pemilihan umum. 

Fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti:

1. Polarisasi politik, yaitu perbedaan pandangan politik yang tajam dapat memicu stres dan kecemasan, terutama pada mereka yang merasa suaranya tidak didengar atau kalah dalam pemilihan.

2. Ketidakpastian, dimana masa transisi setelah pemilu seringkali diwarnai ketidakpastian tentang masa depan, yang dapat memicu kekhawatiran dan kecemasan.

3. Kekecewaan, bagi mereka yang tidak puas dengan hasil pemilu, rasa kecewa dan frustrasi dapat berujung pada depresi dan kelelahan mental.

Gejala Post-Election Blues

Gejala Post-Election Blues dapat bervariasi pada setiap orang, namun beberapa gejala umum yang sering muncul adalah:

1. Mengalami kesulitan tidur. Pikiran yang terus menerus memikirkan hasil pemilu dapat mengganggu tidur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline