Lihat ke Halaman Asli

Lilis Edah Jubaedah

Guru di SMPN 1 Cilegon

Pandemi Covid-19 Mendorong Manusia Menjadi Kreatif dan Inovatif

Diperbarui: 11 November 2022   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam keadaan terdesak manusia terkadang bisa menghasilkan sesuatu karya yang di luar kemampuannya. Terjadinya pandemi Covid-19 ini, mungkin sebelumnya tidak pernah terbayangkan kalau akhirnya akan mengakibatkan sebuah peristiwa yang lebih dahsyat dari pendeminya itu sendiri. 

Sebagian orang mungkin tak pernah menyangka kalau dunia hari ini akan berubah menjadi dunia digital yang menyebabkan banyaknya kegiatan keseharian menjadi area kerjanya digital. Sehingga sistem ini banyak menimbulkan beberapa bidang kerja mangalami disrupsi. Dalam kamus besar bahasa Indoensia (KBBI) kata "disrupsi" berarti hal yang tercabut dari akarnya". Fenomena disruption (disrupsi), merupakan situasi pergerakan suatu hal yang tak lagi linier.

Tidak semua orang menanggapi negatif pada kejadian disrupsi. Terbukti masyarakat Indonesia bisa menghadapi pendemi walaupun dengan terseok-seok dapat menentukan kagiatan apa yang bisa membuat kompornya tetap menyala. 

Tidak membiarkan rejeki lewat dengan berpangku tangan dalam menyikapi masa pandemi yang berkepanjangan ini. Banyak anak muda yang mumpuni dapat menciptakan berbagai aplikasi berbasis teknologi dengan tujuan agar kehidupan ini tetap berjalan dengan yang seharusnya.

Banyak bidang kegiatan yang pasti ambruk manakala pandemi datang menghadangnya. Misalnya, dunia pariwisata yang terjegal dengan adanya larangan berkunjung ke tempat wisata di masa pandemi. 

Alasan tersebut menyadarkan hingga mengharuskan orang-orang yang terlibat di dalamnya membuat gebrakan baru agar pariwisata tidak mati. Begitu pun dunia perdagangan, Pendidikan, dan sebagainya. Semua bergerak bersama berkolaborasi dengan ahli-ahli IT dalam pembuatan media online berbagai ragam dan fungsi untuk dapat melayani segala kebutuhan setiap orang agar mendapatkan pelayanan dengan baik tanpa harus bertatap muka.

Dunia Pendidikan yang saat itu pelaksanaan pembelajarannya secara belajar dari rumah/daring (BDR), terpaksa ikut serta menjadi konsumen dari berbagai macam aplikasi agar tetap bisa melakukan aktivitas pembelajaran dengan siswa. 

Era disrupsi pembelajaran membawa peserta didik pada berbagai kemudahan dalam belajar. Memaknai belajar bukan lagi tentang proses interaksi langsung antara siswa dan guru. Melainkan telah bergeser menjadi proses tunggal mencari tahu dari segala sumber. cara dan proses yang dilakukan merupakan dampak dari tersedianya produk-produk ilmu dan teknologi dan tren global yang mengemuka. Peserta didik pada era ini, adalah pengguna otodidak yang sangat mengandalkan teknologi dalam menjalani aktivitas belajarnya sehari-hari

Dengan keterbatasan umumnya manusia bisa melakukan hal yang mungkin tidak pernah terpikirkan pada awalnya. Tidak sedikit masyarakat yang berubah cara pandangnya terhadap fenomena yang terjadi. Bahkan, tidak pernah menyangka kalau ada orang biasa berubah menjadi orang yang luar biasa karena secara terbuka menerima kondisi tersebut dan bersedia dengan sungguh-sungguh dalam mengembangkan kreativitasnya dan inovasinya demi keberlangsungan hidupnya. Senantiasa berpikiran positif tentang segala sesuatu yang terjadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline