Lihat ke Halaman Asli

Lilia Gandjar

TERVERIFIKASI

Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Banjir Sampah Plastik, Bisakah Kita Atasi?

Diperbarui: 23 Agustus 2022   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir Sampah Plastik, Bisakah Kita Atasi? (Dokpri)

Jenis kemasan plastik sekali pakai merupakan favorit. Produsen barang konsumsi sehari-hari di Asia Tenggara menyukainya karena praktis.

Faktanya, kemasan sekali pakai atau saset sulit terurai oleh proses alam. Jenis kemasan ini terdiri atas banyak lapisan. Dan tiap lapisan berasal dari jenis plastik yang berbeda.

Dodi Hidayat

Berdasarkan audit merek oleh gerakan Pawai Bebas Plastik dengan melakukan aksi bersih pantai di 11 pantai pada 10 provinsi sepanjang Juni lalu, kemasan plastik sekali pakai merupakan jenis sampah yang paling banyak ditemukan di laut. Jumlahnya 79,7 persen dari total sampah plastik.

Sampah kemasan sekali pakai. (Dokpri)

Di tahun 2013, saya mulai tergugah dengan kehadiran sampah yang luar biasa banyaknya. Apalagi saat itu kami tinggal di perkampungan yang ada di tengah kota.

Beberapa titik tanah kosong dalam sekejap berubah menjadi tumpukan sampah. Sekalipun sampah-sampah tersebut dibakar, volumenya tidak berkurang. Bahkan cenderung bertambah tinggi.

Hanya 1 tempat yang terlihat berhasil mengurangi jumlah sampah dengan cara pembakaran. Tempat itu di suatu tanah lapang, agak jauh dengan perumahan.

Truk-truk sampah kerap membuang sampah di tempat itu. Lalu mereka membakar sampah hingga api berkobar tinggi dan udara di sekitar menjadi panas. Hasilnya, sampah-sampah plastik menjadi abu.

Tahun 2014, saya mulai terpikir untuk mengelola sampah. Baru ide saja, belum ada tindakan nyata.

Ide menjadi kenyataan baru terjadi di tahun 2017. Setelah di tahun 2016 saya berkenalan dengan Bapak Slamet 'Lumintu'.

Satu tahun saya mempelajari pengolahan sampah dari beliau. Hingga akhirnya, saya putuskan untuk mulai menggarap karya-karya sendiri.

Di Lumintu, saya belajar berbagai teknik anyam. Yang bahan-bahannya dari limbah pabrik. Lalu teknik itu saya kombinasikan dengan teknik anyam yang ada di Youtube. Dan bahan baku yang digunakan adalah kemasan sekali pakai.

Dompet dan tas recycle. (Dokpri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline