Lihat ke Halaman Asli

Fundamentalisme Pasar dan Agama sebagai Ancaman Nilai Religiusitas. Oleh : M. nur Latuconsina

Diperbarui: 28 Oktober 2017   03:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Refleksitas Keseimbangan antara rasionalitas dan keimanan dalam diri manusia dapat berubah manjadi fanatisme keyakinan yang justru dapat mendestruksikan prularitas nilai2 religiusitas maupun kearifan lokal ditengah pusaran arus globalisasi ideologi yang menuntun keyakinan global yang memisahkan dikotomi nilai2 rasionalitas dan keimanan, yang memisahkan unsur immateri (logika agama) dan materi (logika dan eksotoris) timbulnya dikotomi kedua nilai tersebut ini dalam konteks ideologi melahirkan fundamentalisme keyakinan yang saat ini merambah kehidupan horizontal antar kelompok dalam masyarakat yang pada giliranya menjadikan peran negara melalui rulled clas (kelas sosial yang memimpin negara) setiap saat akan bersingungan secara konfliktual (konflik vertikal) dengan keyakinan fundamental yang mewakili grass root society maupun para elite ekonomi. 

Dalam fundamentalisme keyakina ini menghasilkan dua bentuk kelompok sosial berbasis fundamentalisme pasar dan fundamentalisme agama. Fundamentalisme pasar berpusat pada determinisme ekonomi sebagai rangkaian dampak inheren arus globalisasi ekonomi politik dunia ketika perang dingin merobohkan dirinya dalam jajaran tembok berlin 1989 yang kemudian disusul dengan gelombang euforia perestroika dan glasnost uni soviet. Fundamentalisme pasar berusaha mendetermenismekan struktur kehidupan masyarakat melalui berbagai motivasi pengejaran kepntingan ekonomi individual berdasrkan hukum permintaan dan penawaran yang memaksimalkan peran kebutuhan dan keinginan dengan melegimatisikan radikalisasi prinsip daya beli.

Neoliberalisme merupakan basis ideologi paling penting yang memberi legitimasi bagi kapitalisme global. Fundamentalisme agama merupakan gejalan atau upaya programatik menjadikan doktrin agama tertentu sebagai satu satunya dasar dan prisip penganturan seluruh bidang kehidupan masyarakat. Ketika agama berhadapan dengan kenyataan2 emperis yang bertolak belakang dari tujuan horizontal ideal agama maka agama justru menjadi landasan pembebaran radikal ideologis dan simbolis. Kondisi yang terjadi ini sebenarnya tidak jauh berbeda dri strukturasi tindakan sosial yang dijelaskan Antonio Gidens sebagai interksi yang berulang dan berpola dalam jagka waktu tertentu dan dalam ruang tertentuakan menghasilka struktur. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline