Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

5 Putri Cantik di Keluarga Besar Calvin Wan "Series"

Diperbarui: 1 Agustus 2019   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

*Silvi*

Malam-malamku menjadi lebi indah karenanya. Tidurku lelap karena dirinya. Dialah malaikat tampan bermata sipitku, caregiverku, pendampingku, guru dan konselorku. Namanya selalu kusebut dalam doa-doa sepertiga malamku.


Bahagia hati ini ketika Calvinku memutuskan berhenti mengurus perusahaan. Waktunya lebih banyak di rumah. Ia meretas kebersamaan denganku. Dia penopangku, dia pendampingku yang sangat setia. Calvin menemaniku dari pagi hingga pagi lagi.

Tanyakan padaku, apa yang tidak pernah dilakukannya? Hanya satu: menyakitiku. Selebihnya, Calvin mewarnai hari-hariku dengan pelangi. Calvin membacakan buku yang kusukai. Menceritakan banyak hal baru yang belum kutahu. Dekapan hangatnya melelapkan tidurku. Dia mencium keningku dengan lembut, lalu merengkuhku hingga aku pulas dalam tidur. Damai hati ini tiap kali mendengarkan suara lembutnya.

Calvin membesarkan hatiku. Ia yakinkan diriku untuk terus mengejar mimpi. Calvin percaya, aku pasti bisa. Dialah yang memantik bara semangat di dadaku. Bahwa aku, Silvi Tendean, gadis Manado Borgo bermata biru yang tidak bisa melihat jelas ini, mampu menjadi model. Semangatku bangkit. Aku bisa dan harus bisa membuktikan pada orang-orang spesial. Ya, orang spesial sepertiku bisa modeling.

Tapi...

Mengapa tiap pukul empat pagi ia selalu meminum obat? Mengapa setiap hari Calvinku meminum obat pengencer darah? Ada apa dengannya?

Rahasia itu pun terungkap. Sebuah rahasia yang memecahkan gelembung air mataku. Calvin memiliki kelainan darah. Sekejap ia menyesal telah membongkar rahasianya padaku.

Hatiku dicengkeram ketakutan. Mengapa harus Calvinku? Mengapa Calvinku harus sakit? Sakit yang membuatnya bergantung pada obat-obatan antiplatelet dan antikoagulan setiap hari. Itulah sebabnya Calvin berulang kali mengajariku untuk mandiri dan tidak bergantung padanya. Kupikir ia tidak mau. Ternyata ia takut, takut waktunya habis dan aku susah tanpanya.

Calvinku, mengapa hati ini perih saat memikirkan kemungkinan terpisah darimu? Senja demi senja yang kulewati jadi sendu karena kamu meninggalkanku untuk beristirahat memulihkan tubuhmu. Tak ada yang lebih pedih dari pada kehilangan dirimu. Tak ada yang bisa menggantikan Calvinku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline