Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Kemuraman Jatuh, di Hati Malaikat

Diperbarui: 31 Agustus 2018   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepasang kaki mungil itu bergerak cepat menuruni tangga marmer. Gaun tidur birunya berkibaran. Rambut panjangnya terurai, terlepas dari kuncirannya.

"Daddy!" Angel berseru riang, melompat ke pelukan Calvin.

Ayah dan anak tanpa ikatan biologis itu berpelukan. Tiga hari tak bertemu membiaskan rindu. Ciuman hangat dan dekapan kuat menjadi bukti.

"Miss you..." bisik Calvin, lembut mengelus rambut Angel.

"Miss you too, Daddy."

Mereka berpindah ke sofa. Angel duduk di pangkuan Calvin. Sejenak bermanja, mengeluarkan aura kanak-kanaknya yang natural. Berpisah tiga hari ternyata membawa banyak cerita. Angel mengeluhkan sepinya hari-hari tanpa Daddy tercinta. Ia juga menceritakan gereja yang mulai sepi dan barisan bangku yang lebih sering kosong saat Misa. Ditunjukkannya pula origami buatannya. Origami cantik berbentuk burung, hasil kerjanya setelah diajari guru pendamping home schoolingnya.

"Wow, ini buat Daddy?" tanya Calvin, disambuti anggukan gadis kecilnya.

"Thank you."

Calvin memegangi burung kertas itu. Sesuatu yang tercipta dari tangan sendiri, terkadang lebih spesial dibandingkan produk massal buatan tangan orang lain. Origami itu adalah hadiah pertama Angel untuk ayah angkatnya.

"Oh iya, Daddy juga punya hadiah buat Angel. Angel pasti suka..."

Setelah berkata begitu, Calvin membuka dua paper bag yang dibawanya. Paper bag pertama berisi lima kotak klapertart. Paper bag kedua berisi empat stoples halua kenari, tiga stoples pala manis, dan dua kotak pia Amurang. Diberikannya paper bag berisi klapertart ke tangan Angel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline