Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Tak Ada Hari Libur untuk Mencintai

Diperbarui: 23 Februari 2018   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagi Calvin Wan, tak ada hari libur untuk menulis, berbagi, dan mencintai. Sebuah ulasan tentang wacana populis Donald Trump ditulisnya dengan sempurna. Buku tebal yang berkisah tentang cinta itu dibukanya. Dibacakannya untuk Silvi. Ia rekamkan buku itu untuk mantan istrinya. Walau telah terpisah, walau terbentur kegagalan untuk bertemu. Ia tetap mencintai Silvi dengan caranya sendiri. Tak ada hari libur untuk mencintai.

Susah payah Calvin bangkit dari ranjang. Blogger, pengusaha, dan mantan peragawan super tampan itu tertatih menghampiri grand pianonya. Memainkan jemarinya di atas tuts-tutsnya. Menyanyikan lagu kenangannya.

Ada cinta yang sejati

Ada sayang yang abadi

Walau kau masih memikirkannya

Aku masih berharap kau milikku (Isyana Sarasvati-Masih Berharap).

**      

Adik yang pengertian. Selalu ada di saat sang kakak terjatuh dan terluka. Adica melakukan peran itu dengan sempurna.

Pukul 18.00 hingga 05.00, waktunya sempurna milik Calvin. Lelah seharian berkutat dengan urusan perusahaan keluarga bukan alasan untuk berhenti memperhatikan dan mencintai kakak sulungnya. Dalam seminggu, ada dua hari libur kerja. Namun tak ada hari libur untuk mencintai dan menyayangi.

Tergesa-gesa si anak tengah dalam keluarga itu membuka pintu paviliun rumah sakit. Terbelalak menatapi kertas-kertas bernoda darah yang berserakan di lantai dekat tempat tidur.

"Apa-apaan ini, Calvin?" tanya Adica geram.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline