Banda Naira, INFO_PAS - Ibadah rutin Minggu pagi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Bandanaira menjadi momen yang berarti bagi Warga Binaan Nasrani yang menjalani masa pidana. Bertempat di gereja Lapas, acara ibadah dihadiri oleh Warga Binaan dan beberapa pegawai Nasrani, menjadi bagian integral dari program pembinaan kepribadian di Lapas tersebut, Minggu (25/5).
Dalam ibadah kali ini, Pdt. Juliet Noya, Ketua Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Banda memimpin sebagai khadim. Pembacaan diambil dari Alkitab Wahyu 5:8 Layanan berbentuk khotbah dengan Tema " Aku tahu perbuatan-perbuatanmu : Lihatlah, aku telah membukakan pintu bagimu, yang tidak seorang pun dapat menutupnya karena kekuatanmu kecil, tetapi kamu telah menaati firman-Ku dan tidak menyangkal nama-Ku", memberikan pesan dan refleksi spiritual bagi Warga Binaan yang hadir.
Kehadiran para pegawai Nasrani dalam ibadah juga menciptakan lingkungan yang mendukung dan memelihara nilai-nilai keagamaan dalam pembinaan kepribadian para Warga Binaan.
Ibadah rutin Minggu pagi tidak hanya menjadi sarana untuk memperdalam spiritualitas, tetapi juga membantu menciptakan suasana yang kondusif di dalam Lapas. Sebagai bagian dari upaya rehabilitasi, kegiatan ini memberikan peluang bagi Warga Binaan Nasrani untuk merenung, bersama-sama membangun komunitas rohani, dan menghadirkan harapan di tengah tantangan kehidupan di balik jeruji besi.
Menurut Kepala Subseksi Pembinaan, Rustam Kasoor, Ibadah Minggu merupakan salah satu program pembinaan kepribadian yang penting bagi Warga Binaan Nasrani. "Melalui kegiatan ini, diharapkan Warga Binaan dapat memperkuat iman dan moral mereka, serta mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat dengan bekal yang positif," harap Rustam.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Lapas Bandanaira, Nober Hasanda, mengatakan Ibadah rutin yang diadakan di Lapas Bandanaira merupakan salah satu wujud nyata dari upaya dalam pembinaan kepribadian Warga Binaan. Kegiatan ini tidak hanya memberikan mereka ruang untuk mendalami iman, tetapi juga membantu membangun mentalitas positif yang sangat diperlukan dalam proses rehabilitasi.
"Kami percaya bahwa spiritualitas memiliki peran penting dalam memulihkan kepercayaan diri dan moralitas para Warga Binaan. Dengan mendukung kegiatan keagamaan, kami berharap mereka dapat merasakan harapan baru dan siap untuk kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik," ujar Nober. (Humas/LT)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI