Lihat ke Halaman Asli

Irma Tri Handayani

Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Bedanya Uang Suami dengan Uang Istri

Diperbarui: 29 Juni 2020   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Memang ya, tinggal menengadahkan tangan pada suami untuk biaya harian itu lebih gampang. 

Mau diberi langsung atau diminta bergerilya ambil sendiri dari dompetnya. Tanpa perlu kerja keras keluar rumah,ga usah mandi dan berdandan dulu uang otomatis di tangan.

 Tapi,  beban moralnya dalam hal penggunaan uang suami  lebih tinggi . Pertama ada ketakutan  apa yang dibelanjakan tidak sesuai dengan keinginan pemberi uang. 

Dituduh membeli sesuatu yang ga penting itu ga enak. Disangka boros itu nyelekit. Walaupun sebenarnya pendapatnya benar,lah saya kalau belanja tiba-tiba segala yang dilihat di warung jadi penting gara-gara kepingin.

Kedua, istri mesti Hati-hati dalam proses pembelanjaan. Perhitungan harus tepat . Jangan  harap bisa belanja kelebihan  serebu atau  dua rebu dari anggaran. 

Takut tak lolos dipemeriksaan keuangan penyandang dana dan akan  berujung omelan panjang. Horor itu!

Maka hemat sehemat-hematnya adalah harga mati. Kalau kebetulan belanja dan melewati kerumunan emak-emak yang lagi dirayu tukang jual baju atau sendal harap segera ambil langkah cepat. Jangan sampai tiba-tiba  terhipnotis dan membawa sepasang sendal yang sebenarnya di rak sepatu sudah berjajar.

Beda sama uang dapat  kerja istri sendiri . Istri bisa menggunakannya tanpa beban. Beli yang diinginkan tanpa perlu mengganggu uang belanja. Bisa nambahin porsi jajan sedikit tanpa merasa bersalah .

Kalau kebetulan ketemu tukang jualan dadakan seperti tahu bulat,bisa jadi ngedadak traktir  emak-emak sejawat.

Itulah mungkin alasannya beberapa wanita memilih terus bekerja, selain ada yang memang membutuhkan untuk menunjang perekonomian keluarga, ada juga Istri yang lebih nyaman memegang uang sendiri hal itu semata-mata untuk membelikan barang yang tak bisa dipahami suami dimana nilai perlunya. 

Barang-barang seperti, sepatu diskon gede-gedean dalam waktu terbatas, teman yang menawarkan lipstik yang memang belum istri miliki atau jastip dadakan pada teman yang sedang pelesiran dengan mudah dibayar dengan uang hasil keringat sendiri tanpa harus merasa berdosa karena mengurangi bajet belanja yang telah digariskan suami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline