Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Haris

Sebuah Usaha Mengabadikan Pikiran

Membaca Paulo Freire Dahulu, Ospek Kemudian

Diperbarui: 28 September 2020   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: rencanamu.id

Tujuan pendidikan adalah untuk melahirkan kesadaran kritis (critical conciousness). Begitulah tujuan pendidikan menurut Paulo Freire.

Paulo Freire adalah nama yang sulit untuk tidak disebut saat membicarakan dunia pendidikan. Di banyak buku tentang pendidikan, nama dan pemikirannya banyak tercatat. 

Freire seperti Karl Marx dalam dunia ilmu sosial dan ekonomi. Nama dan pemikirannya selalu dibahas atau dipinjam oleh pemikir-pemikir lain. Freire adalah seorang pemikir yang lahir dan hidup di Brazil. 

Sejak kecil dia sudah hidup dalam masyarakat yang miskin dan kelaparan, sebuah gambaran masyarakat yang dominan di Brazil saat itu yang kelak akan mempengaruhi pandangannya tentang masyarakat terutama soal pendidikan. 

Sepanjang hidupnya dia banyak memfokuskan diri pada persoalan pendidikan. Banyak buku yang ditulisnya tentang pendidikan, terutama pendidikan kritis. Freire lahir  tahun 1921 dan wafat tahun 1997.

Lalu apa hubungannya Freire di Brazil dengan ospek? Bukankah dua hal itu berbeda? Apa pentingnya mengetahui Paulo Freire dahulu lalu ospek? Kayak gak ada kerjaan lain aja.

Banyak pemikiran-pemikiran Paulo Freire yang sangat penting dibaca oleh kalangan mahasiswa yang ingin membuat kegiatan ospek atau nama lain yang kegiatannya sejenis. 

Biar metode ospek tidak disebut konyol bahkan sadis dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi. Dari seseorang masih menjadi mahasiswa sampai memiliki anak yang jadi mahasiswa pula tapi cara-cara ospeknya masih begitu-begitu saja. 

Biar ospek tidak disebut lagi sebagai warisan kolonial yang menindas, atau ospek tidak disebut lagi kegiatan pembodohan senior kepada juniornya. Saya  rasa penting untuk mengetahui pemikiran Freire terlebih dahulu. Oke, kita mulai.

Sebelum bernama ospek, dulunya kegiatan untuk memperkenalkan kehidupan kampus disebut plonco. Plonco sendiri adalah kegiatan yang sudah lama mengakar di negeri ini bahkan sejak zaman kolonial tepatnya zaman penjajahan Belanda yang saat itu disebut 'ontgroening' dan berganti nama menjadi plonco setelah belanda tak lagi menjajah negeri ini.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline