Lihat ke Halaman Asli

Dampak Buruk Film Terbaru Doraemon bagi Anak-Anak (Tanggapan Atas Artikel Muhammad Sandy)

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Tulisan ini merupakan tanggapan dari sebuah artikel milik saudara Muhammad Sandy berjudul "Peran Doraemon bagi Anak-Anak Indonesia." Sebelum menanggapi, kami jelaskan beberapa perkara terlebih dahulu.

Ketahuilah, banyak beredar kisah-kisah menarik yang dikemas sedemikian rupa agar disukai anak-anak; kebanyakannya termasuk kisah-kisah fiktif yang dibumbui dengan cerita-cerita kebohongan, syirik, kebobrokan akhlaq, dan gambar bernyawa.

Walhasil, kita dapat melihat betapa banyak anak-anak muslim yang lebih mengenal tokoh-tokoh fiktif hasil produksi orang-orang kafir daripada mengenal tokoh-tokoh muslim, seperti para sahabat, dan ulama’ Salaf; betapa banyak anak-anak muslim yang menghafal cerita-cerita khurafat dibandingkan kisah-kisah penuh ibroh (pelajaran) yang telah diceritakan dan diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya -Shollallahu ‘alaihi wasallam-. Karena itulah, kami akan jejaskan kesalahan penulis artikel terkait si Doraemon.
Apa Itu Doraemon?

Doraemon adalah judul sebuah kartun populer yang dikarang Fujiko sejak tahun 1969 dan berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 5 sekolah dasar yang bernama Nobi Nobita yang didatangi oleh sebuah robot kucing bernama Doraemon.

Penulis berkata,

[... saya akan ambil kesimpulan bahwa positifnya anak - anak Indonesia menonton film kartun khususnya Doraemon ialah,


  1. Imajinasi, kreatifitas, dan kebahagiaan anak berkembang....]


Bantahan:

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa Doraemon membawa dampak buruk bagi anak-anak. Merusak aqidahnya, keyakinannya. Doraemon bisa pergi menjelajah di masa lalu dan di masa yang akan datang. Katanya, ia dapat mengadakan sesuatu yang belum ada menjadi ada dengan "kantong ajaibnya". Dalam kartun, ia digambarkan sebagai tempat untuk dimintai segala sesuatu yang ghaib oleh temannya. Lihatlah bagaiman film kartun tersebut betul-betul menyimpang dari aqidah.

Segala sesuatu telah ditetapkan waktu dan ajalnya oleh Allah -Ta’ala-. Makhluk tak mampu mengatur waktu, baik itu memajukannya atau mengundurkannya. Makhluk tak akan mampu menyebrang dari zaman kekinian menuju zaman lampau atau sebaliknya.

Allah -Ta’ala- berfirman,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline