Lihat ke Halaman Asli

Kuncarsono Prasetyo

Sejarah itu asyik :)

"Panjebar Semangat", Majalah Tertua yang Bersejarah

Diperbarui: 19 November 2019   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesibukan di Kantor Penjebar Semangat | Dokpri

Jika ada yang tanya mana produk jurnalistik yang masih bertahan melintasi masa hingga jaman internet seperti hari ini? jawabannya adalah Panjebar Semangat. Terbit sejak 2 September 1933, majalah berbahasa Jawa ini masih tetap eksis hingga kini.

Panjebar Semangat bukan sekadar majalah berusia tua, namun menjadi bagian dari warisan sejarah, munculnya dinisiasi tokoh pergerakan nasional Boedi Oetomo yaitu dr Soetomo. Dari namanya saja kita bisa menebak, majalah ini digunakan sebagai corong pembebasan kaum pribumi.

Siang itu, majalah Mingguan Bahasa Jawa, Panjebar Semangat, naik cetak lagi. Kira-kira, kali ini adalah cetakan yang ke-3096 sejak majalah ini lahir 2 September 1933.

Oplahnya masih membubung sekalipun usianya sudah 86 tahun. Di antara 30.000 eksemplar setiap minggunya, sebagian dikirim ke Suriname hingga Negeri Belanda. Mungkin inilah satu-satunya media massa tertua di Indonesia yang masih bisa dinikmati sampai lintas benua.

"Dalam sejarahnya, inilah majalah agitasi dan pembakar semangat rakyat yang terkuat,"kata Pj Pimpinan Redaksi PS, Moechtar. Panjebar Semangat menggunakan bahasa Jawa sejak awal berdiri sampai hari ini. Kenapa? Kata Mochtar, saat itu tidak ada rakyat kecil yang bisa berbahasa Indonesia kecuali yang mengenyam bangku sekolahan. Sementara semangat perjuangan harus dikobarkan seluas-luasnya.

Memasuki lantai dua, saya merasakan roh perjuangan itu berhembus lagi. Mesin-mesin cetak tua masih digunakan. Bahkan peta jaringan distribusi majalah selebar tiga meter terbitan tahun 1930 tetap tertempel dan masih terpakai. Jakarta masih tertulis Batavia dan Buitenzorg untuk penyebutan Bogor.

Bahkan Bung Karno juga terkesan dengan Panjebar Semangat. Di ulang tahun ke-20 PS pada 1953, presiden pertama ini memberi kesan ditulis tangan yang naskah aslinya saya lihat siang itu.

Menurutnya, Panjebar Semangat berjasa membantu perjuangan nasional. "Semoga Panjang Umur". Begitu pesan Bung Karno dalam secarik kertas yang dipigora. 

Majalah Panjebar Semangat yang masih berbentuk Tabloid | Dokpri

Edisi pertama penerbitan ini berkop Weekblad Djawa Oemoem Panjebar Semangat. Pada delapan halaman di edisi awal ini setidaknya cukup menggambarkan betapa tulisan majalah ini begitu beraroma agitatif, lebih-lebih di masa kolonial. 

Majalah yang mulanya selebar tabloid ini memiliki rubrik antara lain: Pergerakan: yang berisi liputan perkembangan gerakan kebangsaan dan upaya-upaya Belanda melakukan pencekalan, Taman Poetri: yang dipenuhi tulisan tentang pemikiran perempuan, dan beberapa rubrik lain.

Saya mengutip beberapa berita di rubrik Pergerakan untuk menunjukkan betapa 'beraninya' Panjebar Semangat masa itu. Tulisan Bahasa Jawa dengan ejaan lama itu saya terjemahkan bebas sebagai berikut:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline