Lihat ke Halaman Asli

Kristin Siahaan

Observer, Theological Student'15

Kamar Mandi

Diperbarui: 24 Februari 2021   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku melihatnya sebagai satu tempat yang unik. Selain itu, kamar mandi adalah tempat favoritku karena di sana ide-ide baru banyak yang muncul ketika berada didalamnya. Acap kali aku mendengar banyak orang termasuk aku, membebaskan ekspresinya di dalam kamar mandi, contohnya bernyanyi dan dance. Inilah salah satu fungsi kamar mandi yang paling banyak kuamati.

Selain sebagai tempat membebaskan ekspresi, kamar mandi juga kugunakan sebagai tempat untuk mencuci pakaian dan juga mandi. Nah, sekitar pukul 11.00 WIB, sekembalinya dari menemani bapak yang harus pergi ke rumah sakit setiap bulannya untuk melakukan medical check-up, seperti biasa aku menyuci baju di kamar mandi, tempat favoritku. Hi hi... 

Bukan hanya menyuci baju, aku juga punya kebiasaan tambahan yaitu mendengarkan musik dengan menggunakan speaker. Dengan begitu, pekerjaanku menjadi cepat selesai dan menambah semangatku menyikat pakaian. 

Satu keuntungan lainnya, secara tiba-tiba aku menjadi penyanyi dadakan versi kamar mandi. Malahan, tiap kali aku bernyanyi dan menyuci pasti selalu muncul inspirasi atau perenungan pribadi.

Lagu yang paling sering kuputar adalah Senyumlah, lagu yang dicipta dan dinyanyikan oleh Andmesh Kamaleng. Dalam sepenggal lirik lagunya yang mengatakan demikian:

"senyumlah syukuri hidupmu, tunjukkan pada dunia bahwa kau mampu, masih banyak yang lebih susah hidupnya tersenyumlah syukuri hidupmu. Bila esok nanti kau sudah lebih baik. Jangan lupakan masa-masa sulitmu. Ceritakan kembali pada dunia caramu mengubah keluh jadi senyuman."

Saat pertama mendengarnya, aku sangat menghayati kalimat demi kalimat. Sedikit kuceritakan pengalamanku, tepat di hari aku mendengar pertama kali lagu itu, aku sedang mengalami pesimis menjalani hidup. 

Namun, aku tetap menyuci karena kutahu ketika aku menyuci sambil mendengarkan lagu pasti aku merasa terhibur. Benarlah setelah aku mendengarkan tiga lagu dan lagu putaran keempat yang berjudul "senyumlah" ini mulai menenangkan hati. Mulai dari lirik pertama lagunya mengatakan "bila banyak masalah hidupmu, kuharap dirimu tak usah mengeluh..." sontak aku menjadi berhenti menyikat baju yang sedang kucuci. 

Sambil menghayati tiap lirik lagunya aku mulai menjadi tenang sembari merenung. Setelah lagu ini selesai dinyanyikannya. Saking menenangkannya lagu ini aku memutarnya sebanyak empat kali. Usai empat kali memutarnya, ingin memutarnya untuk kelima kalinya. Tetapi tiba-tiba, adikku mengetuk pintu kamar mandi dan memberhentikanku mengatakan: lalap (dalam bahasa karo berarti terus-menerus dilakukan), udahlah itu kak bosan aku mendengar.

"Enak tau lagunya, cobalah kau dengar nih..."

"Udah dengar kak. Udah empat kali kakak putar loh"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline