Lihat ke Halaman Asli

Kristianto Naku

TERVERIFIKASI

Analis

Sejarah Eksperimen Medis Kamp Nazi

Diperbarui: 15 November 2020   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

intisari.grid.id

Dalam catatan sejarah, kamp-kamp konsentrasi dan pembantaian rezim totaliter Nazi dipergunakan sebagai laboratorium penelitian. Ilmu kedokteran bahkan berkembang pada periode pembantaian ini. 

Kenyataan ini diakui, karena kamp-kamp Nazi sering membuat praktik-praktik ilegal atas tubuh manusia untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Cara-cara keji, dilakukan atas nama kemajuan dan ilmu pengetahuan. Rezim Nazi menyebut target ini sebagai eksperimen manusia.

Dari semua realita dan fenomena janggal yang dilakukan laboratorium Nazi Jerman, di dalamnya ada keyakinan mendasar mengenai totalitarisme, yakni bahwa semuanya itu mungkin untuk dicari pembenarannya -- diverifikasi. 

Ketika ditelusuri, pembenaran itu justru datang dari dominasi total. Rezim totaliter Nazi membenarkan tindakan "eksperimen manusia" karena kekuatan dominasi yang menguasai. Semboyan "blut" (darah) dan "boden" (tanah) juga menjadi sertifikat resmi dominasi total dalam laboratorium eksperimen manusia.

Proyek eksperimen medis Nazi hadir dalam payung isme dominasi. Dominasi total. Membabi-buta, menguasai, mengeroyok, keji, dan memasung. Dominasi total membuat ruang gerak seseorang, kelompok atau ras tertentu menjadi sempit-sesak-sumpek. Korban eksperimen medis Nazi mengalami luka mendalam dan cacat fisik-mental karena dominasi total invansi pikiran dan pengetahuan kamp Auschwitz dan rezim totaliter. Bagaimana dominasi total ini bekerja?

Dominasi total berusaha mencapai tujuan ini melalui indoktrinasi ideologi dari fungsi elite maupun teror di kamp-kamp. Selain itu, infrastruktur lain adalah bagaimana menghidangkan kekejaman-kekejaman bengis yang dilakukan formasi-formasi elite menjadi aplikasi praktis indoktrinasi idologi. 

Semua media dipakai. Tempat-tempat percobaan adalah wahana formasi elite membuktikan kehadiran dirinya, sedangkan adegan-adegan mengerikan di kamp-kamp sendiri diandaikan sebagai surat izin pembenaran "teoritis" dari ideologi.

Kamp-kamp tidak hanya dimaksud untuk membinasakan orang-orang dan merendahkan martabat manusia, tetapi juga untuk percobaan mengerikan guna menyingkirkan -- dalam dominasi yang terkendali secara ilmiah -- spontanitas dalam diri seseorang. Ingat, anjing pavlov, seperti kita ketahui, dilatih untuk makan, tidak karena ia lapar, tetapi karena bel berdering. Dalam keadaan normal, hal ini mustahil tidak terjadi karena spontanitas manusia tidak dapat disingkirkan seluruhnya. Manusia selalu terbentur dengan bahaya spontanitas dalam dirinya.

Semua percobaan tentang manusia dikupas habis di kamp-kamp konsentrasi. Mulai dari penyuntikan cairan berwarna pada mata, hingga menjahit tubuh manusia menjadi satu untuk mencapai eksperimen bayi kembar rutin dilakukan. Tak ada yang melerai eksperimen ini. Di bawah lengan totaliter Hitler, semua proyek atas nama pengetahuan itu diberi apresiasi. Proyek kamp konsentrasi menghasilkan kemajuan dalam ilmu pengetahuan, terutama ilmu kedokteran. Bahan-bahan percobaan diambil langsung dari tubuh-tubuh Yahudi yang bungkam.

Menurut David Rousset dalam tulisannya "Les Jours de Notre Mort" (1947) menyebut kamp-kamp konsentrasi berhasil membuat eksperimen di bidang kesehatan. Oleh karena itu, Rousset menyebut mereka yang bekerja untuk eksperimen ini sebagai "la sosiete la plus totalitaire encore realisee" (masyarakat paling totaliter yang masih ada). Di kamp konsentrasi, mimpi dunia militer untuk kepentingan pertempuran bisa dirakit, termasuk menangani mereka yang menjadi korban saat bertempur.

Banyak tulisan yang dikelola dan disajikan dalam sebuah buku dibuat sebagai pengingat dan reaksi. Buku "The Dark Side of the Moon" menceritakan banyak hal mengenai orang-orang Polandia yang selamat dari gerahnya eksperimen manusia ala Nazi Jerman. Ada banyak laporan yang disusun oleh orang-orang yang selamat. Makin otentik laporan-laporan tersebut, makin kuranglah usahanya menyampaikan hal-hal yang ada di luar akal serta pengalaman manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline