Lihat ke Halaman Asli

Kris Banarto

TERVERIFIKASI

Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Puisi: Cahaya dalam Gulita

Diperbarui: 17 Januari 2021   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Bura K from Pexels.com

Cahaya dalam Gulita
***
Individu layaknya garam, menjadi berguna ketika berjumpa santapan
Tetapi menjadi sia-sia manakala jatuh di samudra luas
Ketika menjadi hambar, dengan cara apa di asinkan?
Selain di hempas di tempat yang tak pantas

Demikian halnya pribadi yang bernilai sanggup membuat orang takjub
Ia menjadi perbincangan karena anggun budi pekertinya
Kehadirannya selalu dinanti, bibirnya menyegarkan dahaga
Sikapnya nan elok dan ujarannya santun melekat di sanubari

Tidak sedikit pribadi memuja, karena pikirannya dewasa
Sebaliknya pribadi yang tak bernilai dan enggan di ubahkan
Telah menutup pikiran dan hati dari ajaran
Pada waktunya akan dibuang dalam kelam

Kehidupan juga layaknya menjadi terang di tengah gulita
Ia bersinar bagi sekitar, dibutuhkan dikala siang berganti
Tetapi cahaya tak tampak, tatkala bersembunyi di dalam kolong
Hanya berteman sepi dan hidup percuma

Hendaklah kebaikan jangan kau sembunyikan
Bukankah pohon dikenal dari buahnya?
Engkau berfaedah manakala menjadi berkah
Dan tak akan mudah insan melupakan budi yang melimpah
***
Sisi Ibu Kota, 11 Juli 2020
KB




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline