Kayaknya kita belum bisa-bisa amat nih move on dari 2020. Kalau sebelumnya berbagai pencapaian terkait Kompasianer beserta artikelnya, sekarang Kompasiana mau infoin artikel-artikel populer dari berbagai kategori sepanjang 2020 kemarin.
Nah, kali ini ada 20 artikel populer sepanjang 2020 dari kategori ekonomi. Apa saja?
Berikut kumupulan artikelnya:
1. Pengaruh Penyebaran Covid-19 di Indonesia terhadap Perekonomian Masyarakat
Virus corona memberikan dampak yang cukup luas terhadap kegiatan yang dilakukan masyarakat, salah satunya adalah dampak dalam kegiatan perekonomian.
Pembahasan terkait dampak Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia menjadi artikel ekonomi terpopuler sepanjang 2020. Artikel ini dibaca 83.168 kali (Baca artikelnya di sini)
2. Belanja dan Impor Barang dari E-Commerce Luar Negeri Aman Ngga?
Artikel selanjutnya adalah tentang penjelasan keamanan berbelanja barang impor dari luar negeri. Penulis mencotohkan berbelanja dari salah satu e-commerce besar, Alibaba.
Latar belakang tulisan ini juga tak lepas dari semakin maraknya toko online/situs jualan online di era sekarang menjadikan kita sebagai customer timbulnya keresahan dalam melakukan transaksi secara online. (Baca artikelnya di sini)
3. Skandal Besar Trader Singapura, Akankah Menyeret Mafia Migas Indonesia?
Kompasianer Andre Vincent Wenas memaparkan bagaimana praktik bisnis kotor ala mafia migas kelas dunia. Kali ini skandal di Hin Leong, trader minyak terbesar di Singapura/Asia dengan 130 armada tankernya. Artikel ini pun sudah dibaca 33.380 kali oleh pembaca. (Baca artikelnya di sini)
4. Paytren Yusuf Mansyur Tamat Riwayatnya?
Kompasianer Fery W mengulas seputar bisnis Yusuf Mansyur yang sudah menyalahi aturan, dan terpaksa dibekukan oleh Bank Indonesia (BI) pada tahun 2017. Sebabnya, Paytren masuk ke bisnis uang elektronik tanpa melalui izin BI. (Baca artikelnya di sini)
5. Tentang Kartu ATM bagi Pensiunan dan Mereka yang Berbahagia Setiap Tanggal 25
Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang pada artikel ini mengulas mengenai para pensiunan yang tak dapat fasilitas kartu ATM yang menyebabkan para pensiunan terpaksa antre mengambil uang secara langsung di kantor bank tempat mereka membuka rekening.
Memang kenapa ya pihak bank tidak mau memberikan fasilitas kartu ATM kepada para pensiunan? (Baca artikelnya di sini)