Lihat ke Halaman Asli

Kompasiana News

TERVERIFIKASI

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Merayakan Hari "Down Syndrome" dengan Riang dan Suka Cita

Diperbarui: 25 Maret 2018   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para narasumber talkshow dalam acara Hari Down Syndrome Sedunia 2018 di Bentara Budaya, Jakarta (Kompasiana/hay)

i/ 

Akhir pekan yang syahdu. Bentara Budaya Jakarta sedang diselimuti awan mendung. Sesekali rintik hujan turun membasahi apa saja tanpa memilih dan memilah. Orang-orang dan tamu undangan mengantre masuk, mengisi daftar hadir dan berjalan menuju bagian belakang aula gedung Bentara Budaya. Ruangan yang sedikit gelap dan remang, dan dihiasi beberapa hasil karya Anak Down Sybdrome (ADS) menarik perhatian pengunjung. Satu-per-satu mereka abadikan dengan telepon genggam.

Pembawa acara sudah menyebutkan susunan acara. Setelah selesai swafoto berlatar karya ADS, mereka mengisi bangku kosong yang telah disediakan. Tidak butuh waktu lama. Hanya 10 menit, semua bangku terisi. Bahkan masih ada yang berdiri.

Tayangan demi tayangan diputar melalui layar yang ada di sisi kiri panggung. Foto bergerak itu menampilkan kegiatan Potads sejak 2009. Tawa riang tergambar jelas dari tayangan itu. Tanpa terasa, kata Ibu Sri Handayani selaku Ketua Umum Potads, sudah gelaran kesembilan kami merayakan Hari Down Syndrome ini bersama Potads.

"Para penyandang down syndrome (DS) mempunyai hak setara dengan hidup normal, mandiri dan mampu menunjukkan prestasi," lanjutnya.

Untuk itulah Potads hadir mendampingi para orangtua dan anak down syndrome. "Sebab, kreasi yang dibarengi dengan apresiasi akan melahirkan prestasi," tutup Ibu Sri Handayani.

ii/ 

Seiring berjalannya waktu, Potads berkembang dari satu kota ke kota lainnya. Kini sudah ada 9 rumah ceria, termasuk satu di Jakarta, yang melakukan pendampingan.

Pada perayaan Hari Down Syndrome 2018 ini, Potads mengusung tema "Menembus Batas, Aku Ada Aku Bisa". Harapannya tentu untuk lebih menyadarkan masyarakat kalau dunia kerja dan pendidikan mesti saling bersinergi. Tidak perlu berlebihan dalam menyikapi kehadiran ADS di lingkungan.

Hadir pula dalam acara Hari Down Syndrome 2018 Psikolog Dra. Annie Lutfia; Drs. Mustafa Musa, M.Pd; Dian HP; dan Anggie. Keempat pembicara tersebut membagikan pemahaman dan pengalaman bersama ADS. Ada kisah menarik dan banyak yang berkesan. Seperti bagaimana Drs. Mustafa Musa, M.Pd., mendampingi sekaligus melatih ADS untuk mengikuti kejuaraan Olimpiade. Awalnya ia beranggapan, kalau yang dilakukan takut disalahpahami dan dimanfaatkan oleh orang lain. Ia bimbang dan itu menjadi dilematik.

Stephanie Handojo, pembawa obor Olimpiade London 2012. (Kompasiana/hay)

"Tapi untunglah ketika itu kami dari SOINA mencari tahu tentang ADS. Dan terbukti, Stephanie bisa meraih medali emas pertama untuk Indonesia yang justru dari ADS ini pada tahun 1991," kata Drs. Mustafa Musa, M.Pd., ketika menjelaskan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline