Bagaimana tanggapanmu atas rilis yang baru saja dikeluarkan oleh Forbes terkait daftar 30 under 30 Asia 2021?
Pada satu sisi, penghargaan ini dapat menjadi motivasi bagi kaum muda yang bercita-cita besar.
Akan tetapi, pada sisi lain, prestasi ini membuat banyak orang (apalagi yang berusia lebih dari 30 tahun) merasa insecure dan mempertanyakan dirinya sendiri. Ia jadi merasa dirinya banyak membuang waktu dan belum berbuat apa-apa.
Ada yang merasa kariernya mentok, belum bisa membahagiakan orang tua, tidak ada tabungan, belum bertemu jodoh, apalagi punya usaha dan berkarya bagi orang lain.
Meski demikian, tidakkah hidup memang tidak selamanya (di)mudah(kan)? Lagipula setiap orang punya kondisi dan opsi yang berbeda.
Selain itu, standar keberhasilan tiap orang berbeda-beda. Ada yang puas karena berhasil membiayai orang tua, kuliah lagi, atau merasa cukup dengan jalan yang ditempuh saat ini.
Apakah selama hidup Kompasianer pernah merasa tertekan atas keberhasilan orang lain? Pada momen seperti apa itu terjadi?
Apakah keberhasilan menurut versimu? Apa saja tantangan dan kondisi yang kamu hadapi?
Apa pencapaian yang kamu syukuri saat ini? Apa target dan cita-citamu yang ingin diwujudkan? Pada usia berapa kamu menargetkan harapan tersebut tercapai?
Silakan cantumkan label Target Hidup pada tiap konten yang dibuat.
*) Di Bulan April ini, kamu berkesempatan buat mendapatkan K-Reward+ buat setiap artikel Topil yang kamu tayangkan, lho! Mau supaya keterbacaanmu banyak? Yuk latihan membuat konten yang ramah SEO.