Lihat ke Halaman Asli

Kompas.com

TERVERIFIKASI

Kompas.com

Sejarah Jembatan Suramadu, dari Soekarno Hingga Jokowi

Diperbarui: 27 Oktober 2018   13:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

SURABAYA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana membebaskan tarif Tol Jembatan Suramadu, Sabtu (27/10/2018) sore.

Dengan pembebasan ini, pengguna jalan tol yang akan menyeberang ke Pulau Madura dari Surabaya atau sebaliknya, tak perlu lagi membayar tarif.

Pembangunan Jembatan Suramadu digagas oleh Prof Dr Ir Sedyatmo pada 1960 atau era kepemimpinan Presiden Soekarno. Kemudian pada awal 1990 dimulai pra studi kelayakan.

Pada akhir 1990, Presiden RI kedua Soeharto membentuk Tim Nusa Bakti yang merupakan gabungan antara tim ahli Indonesia dan Jepang.

Baca juga: Hari Ini, Presiden Bakal Gratiskan Tol Suramadu

Pada 1997, rencana pembangunan sempat dihentikan sementara karena terjadi krisis moneter yang melanda sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Lima tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Juli 2003, Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri meresmikan kembali pembangunan jembatan tersebut.

Butuh waktu sekitar enam tahun untuk menyelesaikan proyek ini, sebelum akhirnya diresmikan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009.

Jembatan Suramadu merupakan jembatan nasional terpanjang yang dibangun pemerintah guna meningkatkatkan pertumbuhan sektor infrastruktur dan perekonomian Pulau Madura.

Terdiri atas tiga bagian, jembatan ini terbentang sepanjang 5,4 kilometer dan memiliki lebar 2 meter x 15 meter.

Ketiga bagian tersebut yaitu jembatan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline