Lihat ke Halaman Asli

Imaji Hidup, Tentang Kaya, dan "The Real" Sengsara

Diperbarui: 15 Juli 2022   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi:Pixabay.com

Sesuatu yang tidak pernah terlihat. Hanya akan menjadi gambaran imajinasi yang indah. Tentang harapan yang seperti ingin dijemput, ia bak kilauan permata yang indah bercampur dengan daki-daki manusia yang menghitam dicampur bau selokan yang tidak dapat dibayangkan warna dan baunya yang menyengat di tengah kota dibalik pemukiman yang kumuh.

Dalam khayal ini, pekatnya malam yang penuh dengan bintang. Udara panas yang mendera dunia saat ini. Seperti apa yang akan terjadi tidak pernah bertepi. Bahkan kini diantara musim kemarau, masih ada hujan yang terus turun dari langit. Membuat kepastian dari iklim juga tidak pasti seperti ekonomi yang terbayang-bayang akan resesi dan krisis.

Ungkapan-ungkapan yang indah dipikiran akan imaji hidup, kaya yang lebih baik keberadaaanya dan "the realnya" senggsara atau yang sesungguhnya sengsara. Dapatkah engkau sejenak bisa mengobati rasa dalam nestapa yang dialami manusia dalam setiap obsesi-obsesinya untuk mencapai keunggulan hidup dirinya sendiri?

Gambaran, tergambarnya hidup bukan saja untuk dirasakan dengan realitas keberadaan manusia. Kenyataannya itu semua dapat menjadi semu. Dan menjadi semu itu untuk kegelapan eksistensi mereka sendiri, yang tidak pernah hidup dalam kepastian selain dia memastikan sendiri mampu beradaptasi pada perubahan hidup.

Sebab kembali pada lamunan akan kehidupan. Apa yang bisa aku pandang kini, tak lagi seperti apa yang mungkin mereka akan pandang dalam hidup mereka sendiri, yang penuh dengan teka-teki, setidaknya itu yang saat ini aku percaya sebagai sebuah jejak, bahwa mencari selamat dalam hidup yang berkecukupan, kaya, kasusnya akan lebih baik dari itu.

Orang kaya dalam berbagai penelitian dapat memperpanjang umur mereka. Ya tentu pikiran yang tenang atas kehidupan. Beda dengan si miskin yang terus sengsara stress berpikir memenuhi kebutuhan ini itu, membuat ia tidak bisa mengontrol pemenuhan kebutuhannya sendiri, beda dengan orang-orang kaya.

Alangkah lebih baiknya orang kaya, dapat menerapkan hidup sehat, situasi sosio-ekonominya memungkinkan mengelola setres secara baik, yang itu menjadi dasar umur mereka dapat panjang.

Tetapi tentang teka-teki tentang hidup itu sebenarnya sudah ada clue, menjawab akhir dari permaianan hidup ini. Yang mana harapan akan hidup itu sendiri adalah impian-impian ilusif, akan membawa mereka dalam perjuangankan sebagai daya tarik ide-ide mereka untuk terus hidup.

Lelah, pilu, bahkan terbaring pada lamunan yang mensengsarakan itulah realitas yang harus dihadapi manusia jika terjungkal pada kesalahan-kesalahan hidup yang seharusnya dipahami dengan konsekwesi akan hidup itu sendiri.

Mengapa tidak bercita-cita menjadi kaya, hidup hemat, priatin, bahkan merasakan sengsara untuk kaya, itu tidak akan menjadi masalah kedepannya. Terpenting hidup ayem, semua kebutuhan dapat terkases dengan kekayaannya itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline