Lihat ke Halaman Asli

uci ayu

penulis

Jika Aku Bukan Guru

Diperbarui: 29 Juli 2016   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

“Bekalnya sudah dibawa, Nak”

“Aku titip di tas Ibu, ya. Kan kita berangkat bareng”

Kalimat ini membuat pagi seorang Ibu yang berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah di Denpasar tampak murung. Kalimat ajakan dari sang anak tidak lantas direspon oleh sang Ibu. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan bahwa ia tidak bisa ikut serta mengatarkan anaknya ke sekolah di hari pertamanya memasuki gerbang masa depan itu. Telepon sang Ibu terus berdering. Ia tahu harus segera berangkat menuju sekolah, menyambut puluhan siswanya di hari pertama mereka sekolah. Namun, sampai detik keberangkatannya, ia belum menjelaskan ketidakmmampuannya ikut serta mengatar anaknya ke sekolah.

“Ayo, Bu. Nanti kesiangan”

Sang Ibu menghentikan langkahnya sambil membelai halus rambut putri satu-satunya itu.

“Maaf, Nak. Ayah juga Ibu tak bisa mengantarkanmu ke sekolah. Lihatlah surat ini”

Sepucuk surat resmi dari menteri pendidikan dibaca perlahan oleh anak itu. Sang anak membacanya berulang, dibolak-baliknya, diterawang lagi, sampai akhirnya ia menyatakan tanda tak mengerti.

“Kamu ke sekolah diantar Tante Yani, ya”

“Ibu, aku bisa menjelaskan semuanya di sekolah. Percayalah. Semuanya baik-baik saja”

Senyum sumringah sang anak sedikit menawar rasa khawatir sang Ibu. Guru adalah satu-satunya profesi yang tak bisa mengantarka anak kandungnya saat hari pertama sekolah. Ada tugas yang sama menatinya di kelas. Menyambut setiap siswa yang datang dengan ramah taman dan penuh suka cita. Memeluk mereka seolah memeluk anak dalam rahimnya dan memberi mereka semangat untuk hari pertamanya sekolah.

“Siapa yang menyemangati anakku? atau gurunya di sekolah apa mengerti dengan kondisiku atau bisa jadi gurunya di sekolah tak memperlakukan anakku demikian sama dengan apa yang kulakukan? “

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline