Lihat ke Halaman Asli

kolintang

Penggiat kolintang

Kayu Bilahan Kolintang terbaik

Diperbarui: 28 Desember 2017   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama melayani pembeli kolintang,saya sering menghadapi pertanyaan pertanyaan tentang perbandingan kwalitas suara bilahan kayu Waru dengan kayu lainnya,karena ada berbagai pendapat mengenai macam macam kayu yang paling baik untuk bilahan kolintang.

Dengan catatan ini semoga dapat menjawab lebih detail alasan-alasan kami memilih kayu Waru untuk bilahan kolintang.

Menurut penuturan Petrus Kaseke,sejak kecil secara tidak sengaja sudah bereksperimen dengan mencoba bermacam macam kayu untuk dibuat kolintang yang setelah selesai bermain-main dijadikan kayu bakar.

Kakeknya yang bernama Leufrand Kaseke seorang tukang kayu di Ratahan,mengajarkan nama nama dari kayu yang dijumpai Petrus Kaseke kecil, antara lain yang cocok untuk bermain kolintang adalah kayu Tolor/Bandaran.

Kayu Tolor/Bandaran menghasilkan suara yang merdu apabila dipukul,sayangnya sangat rapuh sehingga sulit disimpan dalam waktu yang lama.

Setelah bermigrasi ke pulau Jawa,Petrus Kaseke memulai lagi pencariannya dalam melanjutkan hobby bermain kolintang,akhirnya didapati kayu yang ideal untuk memproduksi bilahan kolintang adalah kayu Waru dengan kwalitas bunyi yang mirip kayu Tolor,lebih awet dan mudah di dapat dipasaran,karena kayu Waru juga merupakan bahan material untuk bangunan rumah tinggal.

Kesimpulan yang didapat setelah pencarian jenis jenis kayu yang baik untuk bilahan kolintang adalah kayu jenis-jenis kayu yang berserat lurus(tetapi tidak semua).

Perkembangan di Sulawesi utara, kerabat Petrus Kaseke yang memproduksi kolintang juga pengrajin-pengrajin lainnya menggunakan bilahan kayu Cempaka,dengan kwalitas bunyi yang sedikit dibawah kayu Tolor/Bandaran tetapi lebih awet.

Sedangkan di pulau Jawa suara bilahan kayu cempaka lebih jelek dibandingkan dengan kayu Waru ,hal ini mungkin karena kesulitan untuk mendapatkan kayu Cempaka yang berserat lurus,demikian sebaliknya di Sulawesi sulit untuk mendapatkan kayu Waru.

Selain bereksperimen dengan kayu-kayu lunak yang disebutkan diatas,Petrus Kaseke juga mencoba kayu keras seperti kayu Sonokembang (rosewood)dan kayu yang untuk bilahan gambang gamelan.

Kayu Rosewood adalah kayu yang di unggulkan pembuat alat musik Marimba (Xylophone) di luar negeri,dan ternyata diluar negeri juga terjadi berbagai pendapat untuk kayu yang ideal untuk bilahan alat musiknya ,rata rata mereka mengunggulkan kayu yang gampang dijumpai dimasing masing daerah mereka seperti kayu Padouk,Honduras Mahogany,African Walnut,Brazilian Cherry dan lain lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline