Lihat ke Halaman Asli

Widiyatmoko

TERVERIFIKASI

Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Mengapa Keterlambatan dan Pembatalan Penerbangan Masih Kerap Terjadi?

Diperbarui: 30 Agustus 2022   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Bandar Udara  teknis bandara (Markus Winkler/pixabay.com)

Dalam waktu yang tidak berjarak lama ada dua Kompasianer mengulas tentang keterlambatan keberangkatan pesawat yaitu Kompasianer David F. Silalahi bertajuk ' Tersambo sambo Menuju Kualanamo' dan Kompasianer Tommy Syiariel bertajuk "Kala Airlines "Boleh" Delay, Tetapi Punumpang Jangan Sampai Telat Check-in", walau bukan sesuatu yang asing di telinga kita akan tetapi kejadian yang terulang ulang ini sepertinya menjadi rutinitas dimana seharusnya bisa di tuntaskan permasalahannya.

Penulis sendiri dan bisa jadi sebagian dari kita pernah mengalami keterlambatan ataupun pembatalan penerbangan, untuk itu penulis ingin sedikit mengulasnya dari sisi penulis, mudah mudahan kita akan dapat sedikit mengetahui apa yang bisa menyebabkan keterlambatan, pengalihan dan pembatalan penerbangan serta tanpa mengurangi rasa hormat kepada kedua Kompasianer yang sudah memberikan perhatian kepada dunia penerbangan kita yang memang masih memerlukan perbaikkan dalam beberapa hal.

Ada satu pertanyaan yang mungkin terlewati oleh kita semua, Mengapa pesawat yang beroperasi di langit luas tanpa hambatan bisa mengalami keterlambatan ?

Pertanyaan yang ini sebenarnya justru sebagai awal atau jalan masuk kita untuk mengetahui permasalahannya karena satu hal yang perlu diingat bahwa pesawat tidak beroperasi di langit saja tetapi di darat juga yang dalam ini bandara.

Maskapai sangat bergantung pada block hours armada nya yaitu ketika pesawat menutup pintu di bandara keberangkatan dan ketika membuka pintu di bandara kedatangan.

Disaat pintu terbuka  hingga tertutup inilah (turnaround time) maskapai menggantungkan nasib selanjutnya kepada bandara baik itu dari segi operasional pesawat maupun pelayanan kepada pelanggan maskapainya yaitu penumpang yang layanannya dititipkan atau diserahkan kepada bandara.

Proses mulai dari disembarkasi dan embarkasi penumpang dan bagasi hingga ketika pesawat perlu mengisi bahan bakar adalah proses yang harus dilalui, disinilah kemungkinan akan  keterlambatan berawal, karena jika turnaround time nya lebih lama daripada yang sudah ditargetkan maskapai, maka akan berpengaruh terus pada penerbangan berikutnya.

Sebagai ilustrasi, pesawat B-737 berangkat dari CGK pada jam 05.00 ke Lombok LOP dan tiba pada jam 08.00 dan seharusnya berangkat lagi menuju CGK pada jam 08.40 berarti ada waktu jeda 40 menit di LOP untuk proses turnaround time nya, namun kenyataannya pesawat baru berangkat jam 09.00 yang berarti terlambat.

Nah keterlambatan ini akan mempengaruhi jam tiba nya di CGK yang seharusnya jam 09.40 menjadi 10.00, sedangkan pesawat tersebut memiliki jadwal penerbangan selanjutnya di sektor lain yaitu misalnya ke Padang PDG pada jam 10.20 namun karena pesawat baru tiba jam 10.00 dan ditambah dengan 40 menit jeda maka penerbangan ke PDG delay 20 menit sebagai imbasnya.

Jika pesawat tersebut hari itu juga terbang ke sektor lain maka akan juga mengalami keterlambatan pada hari itu meskipun turnaround time di bandara bandara yang disinggahi tepat waktu, namun bila molor juga maka waktu keterlambatan secara kumulatif akan bertambah pula pada hari itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline