Lihat ke Halaman Asli

Pernak-pernik Natal

Diperbarui: 23 Desember 2015   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ini sekedar corat coret saya saja, setuju banget kalo ternyata sinterklas dan pohon natal tidak ada dalam penjelasan secara sah dalam kitab suci, jadi sebagai makna simbolis, dan sooo...kalau kita memperingati Natal tanpa dekorasi Natal, hal yang wajar, apa yang tidak wajar? Coba deh dilihat dari sisi finansial, pohon natal harga paling murah kalo beli ya sekitar 200 - 300 rb itu plus pernak pernik lampu lampu dan lain2, MMT taruh lah 100 rbuan...dan mungkin yang paling gedhe ya komsumsi...hihihi...

Nah dari pengeluaran seperti itu, taruhlah uang yang dipakai untuk satu kegiatan Natal mencapai 5 - 6 juta, dan segera lenyap pada hari itu, kita gunakan untuk hal - hal yang lebih spesifik dan bermanfaat, misalnya nasi bungkus kasih, perkunjungan ke panti jompo, ngumpulin gelandangan, kasih bantuan modal usaha ke jemaat yang membutuhkan, kira kira lebih enjoy mana ya? 

Kembali ke dusut eh sudut pandang kita kali ya?

Yuk menikmati anugerah Natal dengan hati yang baru, dengan hati yang terbuka, jangan hanya KASIH sebagai pajangan, buktikan saja sesuai dengan kemampuan kita. 

Selamat Natal ...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline