Lihat ke Halaman Asli

Khusnul Kholifah

Ibu dan Pendidik

Kiprah Perempuan dalam Upaya Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting

Diperbarui: 15 Januari 2024   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi perempuan (freepik)

Tahun 2023 sudah di penghujung bulan, itu tandanya segera tiba tahun 2024. Berjuta impian negara Indonesia mengentaskan berbagai problema tanah air salah satunya yaitu menargetkan percepatan penurunan prevalensi stunting.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Anak stunting ditandai tinggi badan anak lebih pendek dari standar anak seusianya.

Sedangkan, prevalensi stunting adalah jumlah keseluruhan permasalahan stunting yang terjadi pada waktu tertentu di sebuah daerah dalam hal ini adalah Indonesia.

Pemerintah telah menargetkan prevalensi stunting menjadi 14% tahun 2024.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting nasional pada tahun 2022 sebesar 21,6%. Untuk mencapai target 14%, maka pemerintah menargetkan untuk dapat menurunkan prevalensi stunting 3,8% per tahunnya sampai tahun 2024.

Hal demikian berarti diharapkan prevalensi stunting nasional pada tahun 2023 berada pada kisaran 17,8%, sehingga prevalensi stunting nasional pada tahun 2024 terwujud sebesar 14% sesuai dengan target percepatan.

Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil SSGI pada Rapat Kerja Nasional Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), (Rabu, 25/01/23) dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.

Berdasarkan hasil SSGI tersebut berarti Indonesia telah menurunkan prevalensi stunting 2,8% di tahun 2022. Jika pemerintah menargetkan penurunan prevalensi stunting 3,8% per tahunnya, maka Indonesia harus memperjuangkan penambahan persentase penurunan prevalensi sebesar 1% dari tahun sebelumnya untuk tahun 2023 dan 2024.

Masih berkaitan dengan data lagi, Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi stunting pada tahun 2018 mencapai 30,8%. Pada tahun tersebut Indonesia merupakan negara dengan beban stunting tertinggi ke-2 di Kawasan Asia Tenggara dan ke-5 di dunia.

Meskipun Indonesia saat  ini telah mengurangi angka stunting pada tahun lalu, masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai target pada akhir tahun 2024.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline