Lihat ke Halaman Asli

Berakhirnya Kekosongan

Diperbarui: 15 Agustus 2023   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Terkadang tidak semua orang mengerti atas apa yang sedang dirasainnya selama ini. Tidak sedikit ketidak mengertian tersebut seseorang alihkan kepada sosok lelaki, jika yang sedang galau adalah perempuan. Begitupun sebaliknya, jika yang sedang galau seorang laki-laki maka yang dilakukan orang tersebut, mengalihkan rasanya kepada perempuan. Sehingga yang terjadi adalah dari jebakan ke kejebakan berikutnya. Karena yang dicari sebenarnya bukan pada sosok lelaki ataupun perempuan.

Namun meskipun demikian biarkan saja. Kegalauan yang tidak dimengerti dan dirasakan itu benar-benar akan mengantar yang bersangkutan pada sebuah pengertian. Tidak perlu memotong dan tidak perlu melarang, atas kegamangan rasa mereka. Jika dilarang, sudah pasti akan menimbulkan permasalahan baru lainnya.

Yang perlu dilakukan adalah,  usaha bagaimana menyampaikan pemahaman tersebut, agar bisa diterima dan dipahami, olehnya.

Jika yang bersangkutan sedang merasakan sesuatu (yang dia sendiri tidak mengerti) lantas bertemu dengan orang yang kebetulan salah, dijamin ia tidak akan pernah tahu dengan penyebab galaunya itu, dalam artian selamanya akan tetap dalam kebingungan. Bahkan kemungkinannya bisa membuatnya semakin menderita.

Seandainya ia dipertemukan kebetulan pada sosok yang memang tepat, maka ketidak mengertiannya itu akan terjawab, bahkan dapat membuka pemahaman baru. Menjadikan yang bersangkutan  tidak lagi  merasakan kebuntuan pemahaman. Membuat hidupnya bahagia, dadanya seketika terasa lapang dan terbuka.

Jadi saat kegelisahan menyerta, biarlah. Biarkan kebingungan menganggu, biarkan pertanyaan-pertayaan bermunculan, semua itu tidak lain dalam rangka pencarian akan kesejatian yang hilang. Saat seseorang telah memahami hal ini, ia sudah tidak akan terjebak pada sosok lagi. Waktu telah menjawab semua kegelisahannya.

Ketika ia menyadari semua itu dan merasakan hal-hal baru, maka pecahlah permasalahnya.

Tidak perlu terlalu menghukum rasa bersalah, karena dari kesalahanlah seseorang dapat bertindak benar. Yang penting di sini adalah pengakuan. Pada saat seseorang bersikap jujur atas rasa dan sikapnya, di sinilah muncul kemurnian sejati.

Hal ini menjadikan kita waspada dan berhati-hati. Maka biarkan yang lain dengan tahapannya. Sementara kita tidak perlu menggunting segala sesuatunya, hanya karena tidak sama.

Yang perlu diketahui adalah, semua berdasarkan ukuran yang bersangkutan. Dan hanya penggunanyalah yang memiliki takaran sebuah ukuran. Saat melihat, tentu saja tidak dengan ukuran kita. Melainkan masing-masing dengan ketepatan dan kondisi yang bersangkutan.

Jika kita telah memahami hal ini, pastinya mustahil diantara kita terjadi adanya keributan, sakit hati, bahkan mengaku benar sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline