Lihat ke Halaman Asli

Heboh Speaker Masjid

Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Akhir-akhir ini beberapa suara bereaksi keras terhadap langkah-langkah bapak Jusuf Kalla yang berkapasitas selaku ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), untuk mengeleganisasikan speaker masjid di Indonesia. Karena suara speaker masjid yang terlalu keras bisa mengganggu umat yang sedang beribadah di masjid lainnya yang tidak menyuarakan speaker masjid, atau umat yang sedang berdzikir/berdo’a, atau shalat tahajjud di rumah masing-masing, atau orang yang sedang tidur istirahat karena kelelahan setelah aktivitas seharian.

 

            Reaksi-reaksi anggota masyarakat itu ada yang berupa teguran kepada JK, sebaiknya JK tidak usah repot-repot mengurusi speaker masjid, curahkan saja perhatian terhadap perbaikan ekonomi Indonesia. Reaksi lainnya mengatakan, terganggunya seseorang atau tidak terganggunya oleh speaker masjid adalah subjektif ; ada orang lain yang tidak terganggu.

 

Adapula tanggapan, bahwa si penanggap tidak pernah merasa terganggu oleh speaker masjid, karena sejak kecil dia sudah terbiasa mendengarkan suara-suara itu, bahkan meras “enjoy”. Dan masih ada lagi argumen-argumen lainnya dalam rangka “menyerang” JK. Namun tanggapan-tanggapan (pendapat-pendapat) itu justru adalah subjektif dan didasarkan pada emosi dan hawa nafsu. Menurut Imam Bukhari, pendapat atau tanggapan, atau ucapan yang benar adalah yang berdasarkan pada qaalallah, qaalarrasulu, qaalaashshahabiyyu (Firman Allah, Sabda Rasul, dan pemahaman para shahabat Nabi SAW).

 

Dalam Al-Qur’an QS 16:89 disebutkan, bahwa Al-Qur’an menjelaskan segala sesuatu ; termasuk penjelasan tentang SPEAKER MASJID.

Firman-Nya QS 4:59 : ... jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya). Termasuk perbedaan pendapat tentang speaker masjid.

Dalam Al-Qur’an QS 7:55, firman-Nya : Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh Dia tidak menyukai orang yang melampaui batas.

Dalam QS 7:205, firman-Nya : Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah. Penulis katakan : Allah melarang berdzikir/berdo’a dengan suara keras. Argumen dari hadits, (qaalarrasulu) :

           

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline