Lihat ke Halaman Asli

Katedrarajawen

TERVERIFIKASI

Anak Kehidupan

Saya yang Tidak Dengar

Diperbarui: 25 Agustus 2021   17:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ganbar:postwrap 

Acap kali kita berdebat untuk hal yang tidak perlu dan membuang energi hanya karena mempertahankan keegoisan. 

Yang menyedihkan keegoisan itu ada hanya untuk mempertahankan kesalahan dan kebodohan kita. 

Belum lama ini saya singgah ke sebuah warung langganan untuk membeli kacang tanah yang akan saya buat cemilan dengan memanggang. 

"Kacang tanah tanpa kulit setengah kilo, Bu," Saya memesan. 

Sewaktu Ibu warung berjalan hendak mengambil barang yang dipesan, saya sudah mulai merasa ia salah arah. Karena sudah biasa membeli jadi sudah tahu di mana letak kacang tanah tanpa kulit ditaruh. 

Saya mengulang lagi dengan maksud mengingatkan. "Kacang tanah tanpa kulit, Bu."

Namun dia tetap mengambil kacang tanah yang berkulit. Lalu saya  mendekat dan mengingatkan bahwa yang saya pesan itu kacang tanah tanpa kulit. 

Beliau  menyahut,  "Bapak sih gak bilang." 

Lah, tidak bilang bagaimana? Pembaca saja tahu saya sudah bilang dua kali. 

Apa reaksi Ibu warung? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline