Lihat ke Halaman Asli

Kartika Kariono

Ibu Rumah Tangga

Kebangkitan Nasional dalam Libido Tante Ernie dan Mardigu di Tengah Covid-19

Diperbarui: 20 Mei 2020   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tante Ernie yang kerap disebut sebagai "pemersatu bangsa" oleh para pengikutnya di Instagram (Sumber: Instagram/himynameisernie via tribunnews.com)

Hari kebangkitan nasional (harkitnas) diperingati setiap tanggal 20 Mei, tanggal didirikannya Boedi Oetomo pelopor organisasi nasional. Terlepas dari isu kecilnya organisasi ini, ekslusivitasnya serta tujuan pendirian bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan.

Bahkan sempat diusulkan peringatan harkitnas mengacu pada pendirian organisasi perdagangan nasional,yang menjalankan sistem koperasi pertama kali, Sarekat Dagang Islam (SDI) menurut Tamar Jaya berdiri pada tanggal 16 Oktober 1905, yang dibantah bahwa dari penelusuran dokumen SDI didirikan pada tanggal 5 April 1909.

Hingga saat ini buku sejarah Indonesia masih menganggap Boedi Oetomo sebagai organisasi yang menjadi pelopor bagi organisasi kebangsaan Indische Partij, partai politik pertama di Indonesia pada tahun 1912, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan lain-lain.

Pendiri Boedi Oetomo (Sumber :Kemendikbud RI)

Bicara soal libido, saya tidak mengacu pada istilah yang dipergunakan Freud, melainkan penjelasan dri Carl Gustav Jung. Libido bukan hanya menandakan energi seksual, tetapi semua proses kehidupan yang penuh energi, dari aktivitas seksual sampai penyembuhan (Kohnsamm dan B.G Pallan, Sejarah Ilmu Jiwa,  1984: 92).

Perjuangan kemerdekaan bangsa yang dimulai sejak awal abad 20. Belanda mengklaim sebagai keberhasilan politik etis. Kebangkitan nasional bermula dari energi positif yang sama dari para pemuda untuk lepas dari belengguh penjajahan, berdiri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Meneladani Semangat Persatuan Indonesia di Masa Perjuangan Hadapi Covid-19
Mengulik PSPB (Pendidikan Sejarah dan Perjuangan Bangsa), gerakan nasional Indonesia merebut kemerdekaan dalam 3 Fase. Fase pergerakan, masa awal pergerakan nasional (1900-an) dengan berdirinya beberapa organisasi nasional.

Kedua, Masa radikal. Please deh buka KBBI dan cerna makna radikal sebenarnya, jadi gak antipati dengan peyorasi kata radikal, latah dengan istilah media pada makna kata radikal.  

Perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah antara tahun 1920-1927 ini disebut masa radikal karena pergerakan-pergerakan nasional pada masa ini bersifat radikal/keras terhadap pemerintah Hindia Belanda, asas nonkooperatif. Organisasi yang radikal melawan penjajahan Belanda pada masa itu antara lain Perhimpunan Indonesia, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional Indonesia.

Kata Indonesia juga telah menunjukkan perlawanan untuk mendapat kemerdekaan, dengan melepaskan diri dari sebutan Hindia Belanda. Selain itu juga ada Nahdatul Ulama. Perubahan situasi politik dunia dan perubahan sikap pemerintah kolonial di tahun 1930-an mengubah pola sikap perjuangan menjadi moderat. Kunci utama perebutan kemerdekaan kita adalah persatuan bangsa Indonesia. 

Di peringatan hari kebangkitan nasional ke-112 ini Indonesia bahkan dunia menghadapi persoalan yang sama, Covid 19. Side effect covid 19 ini bukan hanya  masalah kesehatan dan ekonomi, tetapi  juga politik nasional kita.

Hingga hari ini perdebatan antar kubu perdebatan seolah pilpres yang gak kelar-kelar. Seolah kita lupa bahwa modal bangsa ini untuk tetap survive adalah persatuan bangsa. Jika di PSPB kita diajarkan bahwa persatuan bangsa ini adalah modal utama kita keluar dari cengkeram penjajahan, selama ini kita terkena politik pecah bambu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline