Lihat ke Halaman Asli

Kartika Kariono

Ibu Rumah Tangga

Menyicipi Aneka Lapis Palembang dan Cintanya yang Berlapis-lapis

Diperbarui: 15 Juni 2018   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aneka Lapis Palembang| Sumber: @gerrycreation

"Palembang surga kuliner, wajar kamu selalu gagal diet," demikian ungkapan salah saru teman saya yang ada urusan di Palembang seminggu timbangannya dapat bergeser ke kanan beberapa kilogram.

Saya memang teman yang jahat, saat ia sibuk menasihati saya soal lingkar pinggang untuk mengubah pola makan saya, saya balas menasihatinya dengan mengajak berkeliling makan di beberapa spot makanan favorit saya yang membuat ia cukup kalap.

Selama ini ia hanya tahu bahwa makanan Palembang itu pempek, dia agak kaget ketika ia diajak sarapan pun hidangan turunan pempek banyak.

" Eh... lebaran di Palembang aja, ada menu-menu khusus yang jarang ditemui di hari biasa," saran saya.

"Huh... berapa kilo lagi naik berat badan?"ucapnya protes.

 "Halah... paling 5 kg," jawab saya simpel "dalam 2 hari" sambung saya terkekeh.

Juadah basah (demikian masyarakat Palembang menyebutnya) yang biasa dihidangkan di hari raya memang "mengerikan" dari sudut gizi, tetapi soal rasa di lidah akan sulit ditolak apalagi untuk pecinta makanan manis. 

Tetapi kandungan gula dan lemak yang tinggi terkadang membuat agar sedikit mengatur makannya agar tidak kebablasan, cukuplah sepotong kecil kita nikmati masing-masing kue, ya sepotong untuk satu rumah. Karena di hari lebaran beberapa puluh rumah akan kita kunjungi dengan menu luar biasa.

Sebenarnya banyak varian makanan khas di hari raya di Palembang, tetapi membahasnya satu per satu tidak cukup rasanya dalam satu artikel pendek. Untuk itu saya akan bercerita mengenai 4 macam kue lapis yang terhidang saat lebaran di Palembang dan Sumatera Selatan,

Ketika rainbow cake sempat booming beberapa tahun lalu, kemudian dikuti oleh beberapa pastry di Indonesia yang sempat viral di media sosial yang menyebabkan makanan penuh pewarna ini semakin melambung.

Padahal di masyarakat Indonesia pada umumnya, kue lapis dengan berbagai nama itu hal biasa saja. Bahkan seringkali kue ini menjadi makanan untuk acara gotong royongnya masak-masak ibu-ibu sebelum pesta perkawinan, di Palembang disebut berewang sambut gawe. Ini berarti pembuatannya pun dalam skala banyak karena dihidangkan untuk orang banyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline