Lihat ke Halaman Asli

Peranan Keluarga dalam Pencegahan Bunuh Diri

Diperbarui: 17 Januari 2020   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Berita CNN menyatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia  (WHO)  melaporkan bahwa setiap detik terdapat satu orang yang melakukan bunuh diri. Angka orang yang kehilangan nyawa akibat bunuh diri bahkan lebih parah dari orang yang terbunuh dalam perang.

Dan akhir akhir ini juga kita semakin sering membaca berita mengenai tindakan bunuh diri atau percobaan bunuh diri.

Bahkan seringkali kita melihat adalah orang orang yang menurut kita tidak sepantasnya bunuh diri, karena mereka adalah publik figure, seperti artis bahkan rohaniawan yang sepertinya tidak menunjukkan permasalahan dalam kehidupannya sehari hari. Secara kasat mata seringkali membuat tanda tanya mengapa mereka sampai melakukan tindakan tersebut.

Sesungguhnya apa yang menyebabkan mereka melakukan tindakan itu? Healthline menyatakan bahwa penyebab bunuh diri adalah biopsikososial (gabungan aspek biologis, psikologis dan sosial), lingkungan dan sosiokultural (gabungan aspek sosial dan kultural)

Tindakan bunuh diri ini pada dasarnya adalah hal yang erat kaitannya dengan issu kesehatan mental seperti depresi, skhizofrenia, gangguan kecemasan yang bisa berujung kepada tindakan bunuh diri.

Tindakan bunuh diri juga dapat disebabkan oleh karena pelecehan seksual, menghadapi permasalahan yang dirasa tidak ada solusinya dan adanya budaya  yang menganggap bunuh diri itu merupakan hal yang lazim dilakukan.

Terlepas dari apapun yang menjadi penyebab dari bunuh diri, maka yang paling dipengaruhi adalah mental. Dalam tatanan  kehidupan sosial masyarakat Indonesia, keluarga masih dianggap sebagai institusi sosial yang penting dan paling dekat kepada setiap individu. Jadi seharusnya keluarga bisa merupakan alat yang bisa mencegah tindakan bunuh diri tersebut.

Kesehatan mental sangat dipengaruhi oleh pola asuh dan cara orang tua memperlakukan anak. Keluarga semestinya menjadi tempat bagi individu individu untuk menjadi tangguh dan mampu menghadapi berbagai permasalahan hidup.

Jadi keluarga merupakan institusi sosial yang secara dini dapat mencegah adanya bunuh diri. Keluarga merupakan benteng stress, khususnya di  kita mengalami tekanan. Karena itu, hubungan dengan pasangan dan anak anak sungguh-sungguh perlu dijaga agar tetap harmonis

Penelitian menunjukkan bahwa anak anak yang mendapat perlakuan yang hangat dalam keluarga, dicintai dan support yang baik dalam keluarga mempunyai kecerdasan emosional yang jauh lebih baik dan memiliki semangat hidup yang tinggi dibandingkan dengan dengan anak anak yang mendapat perlakuan buruk dalam keluarga, untuk mengelola masalah masalah kehidupan.

Anak anak yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis secara emosi seringkali menjadi tidak stabil. Banyak mengalami luka emosi, dan cenderung mengalami depresi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline