Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Donat Cinta-Nya

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13439698501306224356

[caption id="attachment_191140" align="aligncenter" width="300" caption="Take in Ancol by me"][/caption]

Cinta adalah suatu anugerah yang diberikan Allah kepada seluruh umat manusia. Seperti pohon, cinta berkembang dan tumbuh hingga menuai banyak buah maupun bunga indah. Daya tarik menariknya begitu kuat tetapi banyak orang salah persepsi mengenai arti cinta yang begitu luas cakupannya.

Seorang cucu Rasulullah,Ali yang masih kecilpernah bertanya kepada ayahandanya. “Apakah ayah mencintai kakek (yakni Nabi Muhammad SAW)?”, “Apakah ayah mencintai ibu (yakni Fatimah,anak dari Nabi Muhammad SAW)?”, dan “Apakah ayah mencintaiku?”. Ayahnya menjawab ketiga pertanyaan itu dengan singkat, ”Iya aku mencintai semuanya”.  Ali pun bingung,terhadap jawaban ayahnya. Bagaimana bisa ayahnya membagi cintanya itu? Apakah apabila kita mempunyai sebuah donat bulat dan membaginya dengan orang yang kita cintai, akankah diberi potong per potong hingga habis tak tersisa?

Bukan.. bukan seperti itu. Cinta seharusnya kita maknai dengan cinta bedasarkan Allah agar cinta yang kita jaga diridai oleh-Nya. Karena cinta yang kita kenal merupakan percabangan dari cinta-Nya. Sepotong donat itu bisa tetap terjaga, dengan didasari oleh bungkus cinta Allah. Apabila kita mencintai Allah, berarti patut kita mencintai semua makhluk-Nya. Cinta orang tua karena Allah, cinta teman karena Allah, cinta saudara-saudari kita karena Allah. Itulah cinta yang sesungguhnya. Seperti aku, juga berusaha mempelajari dari analogi donat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline