Lihat ke Halaman Asli

Kanopi FEBUI

TERVERIFIKASI

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Big Data, Instrumen Kebangkitan "Planned Economy"

Diperbarui: 28 Juli 2019   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi oleh KAJI POST - Kanopi UI

" .... and the planned economy will become increasingly big. " - Jack Ma

Pernah melihat sebuah sponsored post di Instagram dan tertarik untuk membeli produknya? Pernah mendapat tawaran cashback apabila kita foto nota belanja kita? Pernah melakukan pencarian di Google tentang suatu produk dan mendapatkan iklan untuk barang yang sejenis tak lama setelahnya?

Mungkin tanpa kita sadari, segala hal yang kita lakukan di internet dicatat dan direkam dengan baik oleh platform yang kita gunakan. Instagram tentu memiliki rekam jejak akun perbelanjaan yang sering kita kunjungi dan kita beli produknya, sehingga mereka memasarkannya lagi kepada kita. 

Aplikasi-aplikasi yang menawarkan cashback dengan foto nota belanja akan  membangun database mengenai konsumsi masyarakat dan menjual data tersebut ke produsen. Google menggunakan search history kita untuk mendapatkan pendapatan iklan dari berbagai produsen yang ingin iklannya tersampaikan pada segmen pasar yang sesuai.

Tiga contoh di atas menunjukan bagaimana rekaman pola stalking, searching, dan shopping kita dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Kasarnya, akumulasi data di atas yang berasal dari 4,388 miliar pengguna internet di seluruh dunia merupakan aplikasi dari big data untuk kegiatan ekonomi sehari-hari kita. 

Big data yang bisa digunakan sebagai dasar untuk menyusun berbagai algoritme ini dapat membantu menjawab permasalahan mendasar ekonomi modern, yaitu: "Apa dan berapa banyak barang yang harus diproduksi?". Kegagalan menjawab permasalahan yang sama pernah membuat negara adidaya sebesar Uni Soviet runtuh.

Semenjak runtuhnya negara tersebut, mekanisme pasar diagung-agungkan sebagai sistem terbaik untuk perekonomian dunia. Bahkan, 15 tahun sebelum runtuhnya negara adidaya komunis tersebut, Republik Rakyat Tiongkok mulai membuka dirinya pada perekonomian pasar. 

Sekarang ini, sistem planned economy murni ala Soviet sudah jauh ditinggalkan. Namun, mungkinkah kita melihat kebangkitannya dalam beberapa tahun mendatang?

Sebuah Kebangkitan Tak Terelakkan?

Pada dasarnya, ilmu ekonomi memiliki 2 kutub dalam menjawab permasalahan tersebut. Kutub yang pertama adalah market economy, yang berpendapat bahwa keputusan mengenai produksi ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran yang ada di pasar. Kutub lain yaitu planned economy di mana penentuan produksi dan alokasi sumberdaya-nya direncanakan oleh pemerintah dan timnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline