Halloo teman teman, sepertinya semua belakangan ini sedang berbahagia merayakan hari special akademiknya, termasuk aku sendiri. Yaa wisuda sarjana.
Aku pengen mengucapkan selamat untuk aku, kamu dan kita atas pencapaian luar biasa sampai di titik ini. Kita hebat sudah membuktikan bahwa kita bertanggung jawab dengan apa yang dimulai, semoga apa yang didapat selama berada di bangku perkuliahan dapat memberikan manfaat kebaikan untuk diri sendiri dan masyarakat sekitar.
Memang pada dasar nya wisuda momen yang rasanya sayang sekali jika tak di rayakan habis-habisan. Beli kain kebaya cantik yang harganya wah banget, beli baju batik yang bikin jadi super duper ganteng, menyewa Photografer agar tak ada momen yang terlewatkan, dan pake make up cantik biar pada pangling. Tentunya untuk mendapatkan itu semua perlu dana yang tak sedikit bukan? Tak hanya ratusan tapi bahkan juga sampai jutaan.
Terus apakah itu sebuah masalah? Engga selagi masih ada dana nya, iya kalo sampe ngutang.
Disini aku hanya ingin mengajak diri aku sendiri khususnya dan teman teman diluar sana yang sudah merayakan hari bahagianya habis-habisan sedikit memikirkan perayaan ini dengan lebih bermakna dan lebih jauh. Bahwa setelah ini ada harapan dengan gelar yang tersemat di belakang nama kita yang justru menjadi tanggung jawab kita secara lebih besar, tidak hanya bagi keluarga tetapi juga bagi masyarakat umum yang memandang kita sebagai cedikiawan yang ahli di di bidangnya.
Namun pertanyaannya apakah kita sudah benar-benar siap akan hal tersebut?
Kenyataan sering berbanding terbalik dengan ekspektasi yang di impikan, sebagian merasa kehilangan arah, sebagian merasa takut dengan pertanyaan-pertanyaan terlontar diluar sana, kapan kerja? Kapan nikah? Kapan ini dan itu? Ahh rasanya bising sekali didengar telinga.
Sebenarnya untuk dikatakan siap, kita tidak pernah benar-benar siap untuk apapun yang berkaitan dengan ketidakpastian. Jangankan untuk ketidakpastian, untuk sebuah kepastian sendiri pun kita masih saja tidak siap untuk berhadapan dengan hal tersebut. Layaknya mati.
Namun, hidup memang bukan tentang siapa yang selalu siap, tetapi siapa yang mau berhadapan dengan apapun yang akan datang.
Maka dari itu, hidup tidak selalu mudah, tak ada jalan yang selalu mulus, namun yakinlah rezeki selalu hadir bagi orang yang percaya rezeki itu datang, tak selalu berupa apa yang kita ekspektasikan, tetapi ia hadir dalam manifestasi rezeki yang berbeda-beda.