Lihat ke Halaman Asli

MUSHOFA

KHODIM PP. DAARUL ISHLAH AS-SYAFI'IYAH TANAH BUMBU KALSEL

Hidup Harus Mempunyai Goal

Diperbarui: 14 Desember 2022   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ibarat main bola hidup itu harus mempunyai goal,tujuan, sasaran yang ingin dicapai. Hidup ini sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan perencanaan matang untuk melaluinya. Salah perencanaan akan salah mencapai sasaran. Perjalanan dimulai dari alam roh, kandungan, dunia dan kehidupan kemudian. Sebenarnya dimana goal kehidupan kita. Goal kehidupan kita adalah kebahagian disana. Banyak diantara kita yang tidak memikirkan kehidupan kelak. Tenaga kita terkuras untuk memikirkan kehidupan sekarang. Mungkin kita lalai kalu nanti akan ada kehidupan selanjutnya.

Mempersiapkan kehidupan selanjutnya adalah bukti kalau kita beriman dengan akhirat. Kita sendiripun belum tahu seperti apa kehidupan akhirat nanti. Hari ini kita hanya mendapat kabar bayang-bayang seperti ini dan seperti itu. Namun bayangan itu ada dalam keimanan kita. Sehingga bagi orang yang beriman, kehidupan dunia ini untuk mempersiapkan keindahan di kehidupan selanjutnya. Maka kata San Nabi "Dunia adalah tempat menanam tanaman akhirat". Seorang petani yang menanam tanamannya di sawah pasti mempunyai scedhule dan perencanaan yang matang terhadap tanamannya, kapan harus memupuk, menyiangi rumput, kapan mengairi dan kapan harus membunuh hama. Karena ia mempunyai goal besar yakni panen dengan hasil yang melimpah.

Seharusnya kehidupan kita tata sedemikian rupa petani. Kita tanam kebaikan di dunia ini sebanyak-banyaknya, kita rawat dan kita jaga dan terus kita tingkatkan agar kelak kita mendapat hasil panen yang besar. Layaknya petani yang panennya melimpah, ia akan merasa bahagia dan gembira yang tiada tara. Kebahagiaan akhirat sebenarnya tergantung seberapa banyak kita menanam kebaikan. Semakin banyak kebaikan tentu semakin banyak kebahagiaan yang akan kita dapat.

Terkadang saya berpikir, makna surga adalah kebahagiaan. Sebenarnya surga-surga kita sudah sering kita rasakan saat ini. Dimana kita berbuat baik kepada sesama disitu ada kebahagiaan. Mungkin disitu sebenarnya kita sudah menemukan surga kita. Maka sangat pas jika Sang Nabipun pernah berkata "Surga ada di bawah telapak kaki ibu". Artinya ketika kita berbakti kepada orang tua maka kita akan menemukan kebahagiaan hidup, keberkahan hidup, karena mendapat ridha orang tua. Disitulah sebenarnya kita sudah mendapatkan surga.

Alhasil, hidup ini harus mempunyai tujuan yang jelas, kita mau kemana?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline